Ambon (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) telah mengarahkan personil Tim Reaksi Cepat yang merupakan satuan tugas tanggap bencana guna melakukan kajian cepat di lapangan setelah gempa tektonik magnitudo 6.1 pada Rabu, (16/6) 13:43 WIT.
"Mengingat masih ada warga yang mengungsi ke tempat lebih tinggi, maka kami juga meminta BPBD Malteng mengambil langkah tanggap darurat dan melihat apa saja yang perlu dilaksanakan guna menangani para pengungsi," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Maluku, Henri M. Far Far di Ambon, Rabu malam.
Karena personil TRC BPBD Malteng masih melakukan tugas mereka pada berbagai desa di Kecamatan Tehoru di kawasan Seram Selatan, maka belum diketahui pasti berapa banyak jumlah warga yang mengungsi.
Namun sesuai laporan sementara dari BPBD Malteng, ada tiga desa yang paling terdampak yakni Saunolu (bukan Saunuru-red), Yaputi, dan Mahu.
Untuk Desa Yaputi terjadi kerusakan talud penahan pantai dan sempat air laut turun, kemudian Desa Saunolu terdapat kerusakan pada permukiman masyarakat dan sementara dilakukan kaji cepat oleh TRC BPBD Malteng, sedangkaan di Desa Mahu terdapat patahan.
Pada bagian dinding dan lantai rumah hingga pagar halaman milik warga terlihat mengalami keretakan akibat gempa bumi yang disusul longsoran di bawah laut sehingga menyebabkan air laut naik sekitar setengah meter ke daratan.
Gempa tetonik M 6.1 pada Rabu, (16/6) pukul 11:43 WIB atau pukul 13:43 WIT ini menimbulkan dampak pada sejumlah titik antara lain Kecamatan Tehoru, Kota Masohi, Bula (Kabupaten Seram Bagian Timur) dan Kairatu (Kabupaten Seram Bagian Barat) dimana tiga lokasi ini berada di Pulau Seram.
TRC BPBD Malteng masih lakukan kajian setelah gempa 6.1, begini penjelasannya
Rabu, 16 Juni 2021 21:07 WIB