London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu setempat (24/5/2023), membukukan kerugian untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London tergelincir 1,75 persen atau 135.85 poin, menjadi menetap di 7.627,10 poin.
Indeks FTSE 100 tergelincir 0,10 persen atau 8,04 poin menjadi 7.762,95 poin pada Selasa (23/5/2023), setelah terangkat 0,18 persen atau 14,12 poin menjadi 7.770,99 poin pada Senin (22/5/2023), dan menguat 0,10 persen atau 14,57 poin menjadi 7.756,87 poin pada Jumat (19/5/2023).
Dari 100 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks FTSE 100, hanya sembilan saham yang berhasil meraih keuntungan, sementara 91 saham lainnya mengalami kerugian.
Baca juga: Saham Inggris hentikan reli, indeks FTSE 100 jatuh 0,10 persen
Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan jasa keuangan dan asuransi multinasional Inggris yang berkantor pusat di London Prudential PLC terperosok 5,94 persen; serta perusahaan jasa keuangan dan asuransi multinasional Inggris lainnya Aviva PLC kehilangan 5,88 persen.
Baca juga: Saham Inggris berbalik naik, indeks FTSE 100 terangkat 0,25 persen
Sementara itu, Polymetal International PLC, sebuah perusahaan pertambangan logam mulia Inggris-Rusia terangkat 3,83 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Disusul oleh saham perusahaan jaminan, inspeksi, pengujian produk, dan sertifikasi multinasional Inggris Intertek Group PLC yang meningkat 3,36 persen; serta perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika yang menyediakan solusi end-to-end untuk perdagangan bahan pokok secara daring Ocado Group PLC naik 2,29 persen.
Baca juga: Saham di Inggris berakhir naik, indeks FTSE 100 terangkat 0,19 persen