London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis waktu setempat (21/9/2023), menghentikan keuntungan dua hari berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London merosot 0,69 persen atau 53,03 poin menjadi menetap di 7.678,62.
Indeks FTSE 100 terangkat 0,93 persen atau 71,45 poin menjadi 7.731,65 pada Rabu (20/9/2023), setelah bertambah 0,09 persen atau 7,26 poin menjadi 7.660,20 pada Selasa (19/9/2023), dan berkurang 0,76 persen atau 58,44 poin menjadi 7.652,94 pada Senin (18/9/2023).
Ocado Group PLC, sebuah perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika yang menyediakan solusi end-to-end untuk perdagangan bahan pokok secara daring membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya menukik 19,87 persen.
Baca juga: Saham Inggris berakhir positif, indeks FTSE 100 terkerek 0,09 persen
Diikuti oleh saham perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia, Evraz PLC, terjungkal 12,59 persen; serta perusahaan yang menyediakan layanan perjudian secara daring Flutter Entertainment PLC merosot 3,49 persen.
Sementara itu, JD Sports Fashion PLC, sebuah perusahaan multinasional yang mengoperasikan jaringan toko ritel yang menjual pakaian olahraga dan santai bermerek melambung 8,99 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Disusul oleh saham perusahaan peritel pakaian, alas kaki, dan produk rumah tangga multinasional Inggris Next PLC yang bertambah 3,43 persen; serta perusahaan media Inggris yang memegang 13 dari 15 lisensi televisi regional dan jaringan televisi terestrial komersial tertua dan terbesar di Inggris Raya ITV PLC menguat 2,43 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Saham Inggris berakhir negatif, indeks FTSE 100 terpangkas 0,69 persen