Ambon (ANTARA) - Tim Penggerak-Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Maluku bersama Gubernur Maluku Murad Ismali mengunjungi Kabupaten Kepulauan Aru untuk membantu pemerintah daerah setempat mengatasi dan menekan angka stunting di daerah tersebut.
“Dalam kunjungan-kunjungan kami ke desa bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, saya pribadi merasa prihatin dengan kondisi posyandu saat ini, karena masih banyak posyandu yang belum memadai dalam hal sarana prasarana, ketersediaan gedung, kurangnya kader yang terlatih dan kurangnya kegiatan yang berkelanjutan,” ujar Ketua TP-PKK Maluku Widya Pratiwi dalam keterangan tertulis diterima di Ambon, Senin.
Menurut dia, sarana dan prasarana posyandu yang kurang memadai dapat menyebabkan banyak bayi, balita dan ibu hamil yang tidak terpantau kondisi kesehatan dan tumbuh kembangnya karena tidak datang ke posyandu.
Dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi serta untuk menurunkan prevalensi stunting, katanya, posyandu memiliki fungsi yang penting, yaitu melakukan skrining kesehatan bagi ibu-ibu hamil serta skrining tumbuh kembang bayi dan balita, agar mendapatkan intervensi yang tepat, sesuai dengan kondisi mereka.
Baca juga: Duta parenting Maluku berbagi tips atasi kekerdilan di Kepulauan Aru, begini penjelasannya
Ia mengemukakan beberapa hal penting yang perlu dilakukan pemerintah daerah setempat untuk menekan angka stunting, seperti membentuk kelompok kerja operasional (pokjanal) posyandu agar dapat melakukan koordinasi antaranggota pokjanal serta melakukan pembinaan dan fasilitasi program posyandu.
Selain itu, membentuk jejaring tim pokjanal posyandu hingga tingkat desa agar pembinaan dan fasilitasi serta sistem informasi posyandu dapat dilaksanakan, meningkatkan kapasitas kader posyandu serta menyiapkan sarana prasarana, termasuk gedung posyandu yang memadai, sehingga dapat menunjang berbagai aktivitas di posyandu.
Selain itu, membuat rencana aktif yang implementatif dan dilaksanakan pada tahun ini sehingga posyandu sebagai garda terdepan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dapat terwujud dan anak-anak memiliki masa depan yang cemerlang sehingga menjadi generasi emas.
Gubernur Maluku Murad Ismail memberikan apresiasi kepada Bupati Kepulauan Aru Johan Gonga beserta seluruh jajaran yang selama ini telah memberikan perhatian besar terhadap pembangunan bidang kesehatan di "Bumi Jargaria" --sebutan Kepulauan Aru itu.
Baca juga: PKK Maluku ajak anggota ciptakan pangan murah-bergizi untuk atasi stunting
"Saya mintakan tim pokjanal posyandu baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, kecamatan, desa dan negeri, dusun dan kampung, untuk melaksanakan tugas dan fungsi dengan baik, sehingga dapat memberikan bukti nyata, dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” katanya.
Bupati Kepulauan Aru Johan Gonga mengharapkan kunjungan mereka memberikan dampak positif bagi kemajuan secara berkelanjutan pembangunan, terutama daerah itu.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, angka stunting di Maluku masih tergolong tinggi karena melebihi ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20 persen.
Berdasarkan wilayah, terdapat enam kabupaten di atas rata-rata prevalensi balita stunting Maluku, sedangkan sisanya enam kabupaten/kota di bawah angka rata-rata provinsi.
Kabupaten Buru Selatan merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Maluku pada SSGI 2022, yakni mencapai 41,6 persen. Angka ini naik 2,5 poin dari 2021 yang sebesar 39,1 persen.
Kabupaten Kepulauan Tanimbar menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di Maluku sebesar 31,5 persen. Posisinya diikuti Kabupaten Kepulauan Aru dengan prevalensi balita stunting 28,1 persen.
Baca juga: DKP Ambon edukasi gemar makan ikan sejak dini atasi stunting