Ambon (ANTARA) - Duta Parenting Maluku Widya Pratiwi membagi tips atau saran praktis untuk mencegah dan mengatasi kekerdilan (stunting) bayi dibawah lima tahun (balita) kepada para ibu hamil di Kabupaten Kepulauan Aru, provinsi Maluku.
"Cara mudah mengatasi kekerdilan pada anak yakni menjaga pertumbuhan balita sejak dalam kandungan hingga lima tahun masa emas mereka," kata Widya di Dobo, ibu kota Kepulauan Aru, Selasa.
Sejak dalam masa kandungan hingga berusia lima tahun, orang tua harus menjaga pola makan, beri makanan sehat bagi anak, beristirahat secukupnya serta menjaga kesehatan dan imun bayi.
Menurutnya, menjaga pola makan yang sehat bukan karena memberikan makanan yang mahal dan mewah, tetapi memenuhi standar gizi yang dibutuhkan bayi di masa pertumbuhannya, disamping pemberian ASI ekslusif.
Widya Pratiwi yang juga istri Gubernur Maluku Murad Ismail, mengaku telah berkunjung ke Kepulauan Aru sejak Senin (20/9), mengingat daerah itu bersama Kabupaten Seram Bagian Barat dan Maluku Tengah menjadi fokus perhatian pemerintah untuk menekankan angka stunting yang tergolong tinggi.
Ia sempat berkunjung ke Posyandu Desa Tunguwatu, Kecamatan Pulau-pulau Aru untuk berdialog dan membagi saran praktis tentang pencegahan stunting kepada kaum perempuan dan ibu hamil di desa tersebut. Di Kepulauan Aru juga tercatat delapan orang balita meninggal karena mengalami gizi buruk pada 2015.
Widya menyatakan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018, stunting di Maluku berada di angka 31,4 persen. Provinsi Maluku termasuk daerah di Indonesia dengan jumlah balita penderita stunting cukup tinggi berdasarkan standar World Health Organization (WHO).
Status ini ditetapkan berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) tentang prevalensi (jumlah penderita dalam populasi) balita stunting di Maluku dari tahun ke tahun.
Kunjungannya ke Kepulauan Aru selain untuk monitor juga sekaligus mengajak kaum perempuan serta instansi teknis di daerah itu untuk bergandengan bersama memutus mata rantai stunting.
Widya yang juga Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Maluku menegaskan, pihaknya bersama Pemprov Maluku saat ini menangani secara serius masalah stunting, melalui sinergi dengan berbagai pihak untuk melakukan pembinaan dan sosialisasi tentang kekerdilan yang berhubungan erat dengan masalah tumbuh kembang balita mengalami kekurangan asupan gizi.
Pelayanan posyandu di tingkat kecamatan dan desa, katanya, sangat penting untuk memperkecil terjadinya stunting pada anak-anak di usia emasnya. Sebab dengan mendatangi posyandu maka perkembangan pertumbuhan balita dapat dikontrol dan diawasi setiap saat oleh petugas kesehatan.
Kunjungan tersebut juga dimanfaatkan untuk berdialog dengan Bupati Kepualuan Aru Johan Gonga, terutama membicarakan berbagai bantuan yang akan diberikan kepada masyarakat di wilayah tersebut.
Dia juga melihat proses penimbangan balita, kelas ibu hamil, pelayanan KB, pemberian makanan pengganti ASI kepada sejumlah balita, penanaman 1.000 pohon Kelor serta menyerahkan bantuan paket bina keluarga balita stunting.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO.