Ambon (ANTARA) - Duta Perangi stunting (Parenting) Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad mengunjungi Desa Tamedan, Kecamatan Pulau Dullah Utara, di Kota Tual, sebagai salah satu lokasi fokus (lokus) percepatan penanganan kasus stunting atau kekerdilan.
"Kunjungan ini sebagai rangkaian kerja saya sebagai Duta Parenting Maluku, sekaligus bentuk kerinduan saya untuk melihat langsung anak-anak yang ada di Kota Tual, terkhusus di Desa Tamedan," kata Widya di Desa Tamedan, Kamis.
Desa Temendan merupakan salah satu lokus stunting di wilayah Kota Tual. Kunjungan langsung ke lokus stunting di sejumlah kabupaten/kota di Maluku sebagai upaya percepatan penurunan stunting pada balita yang menjadi program prioritas pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024, dimana target nasional pada tahun 2024 prevalensi turun menjadi 14 persen.
Widya yang juga menjadi "Ina Latu" Maluku mengaku telah mengunjungi banyak desa lokus stunting di 11 kabupaten/kota di Maluku. "Khusus Kota Tual, untuk pertama kalinya saya mengunjungi desa lokus stunting dalam kapasitas saya sebagai Duta Parenting Maluku," katanya.
Baca juga: Intenvensi gizi percepat penurunan tekan kekerdilan di Maluku, begini penjelasannya
Dia mengajak semua pihak bekerja untuk perangi kasus kekerdilan melalui percepatan berbagai upaya yang ditetapkan, karena kekerdilan, gizi buruk ataupun masalah gizi lainnya, menjadi penyebab dan dampak yang sama yakni menciptakan generasi Maluku dengan kualitas SDM yang rendah dan tidak produktif.
Menurutnya, upaya memerangi kasus kekerdilan harus di mulai dari dalam keluarga yakni dari proses awal kehamilan hingga 1.000 hari pertama kehidupan sebagai masa emas seorang anak, hingga pola asuh, pemberian makan serta kepedulian terhadap pendidikan anak.
"Isi semua proses ini dengan kasih sayang dalam keluarga serta kepedulian suami dan isteri untuk melihat anak sebagai aset berharga yang harus dijaga, dan pastikan masa depannya, termasuk masa depan yang bebas dari stunting," ujarnya.
Ketua Tim PKK Maluku itu berharap berharap Kades sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di desa, dapat memperhatikan jadwal ibu-ibu hamil melakukan pemeriksaan kesehatannya secara rutin di Puskesmas maupun di posyandu.
Baca juga: Duta Parenting Maluku evaluasi penurunan kekerdilan di MBD, intensifkan Monev
Begitu juga anak-anak dan balita harus dibawa ke posyandu setiap bulan untuk memantau tumbuh kembang dan mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Posyandu, tegas isteri Gubernur Maluku itu merupakan ujung tombak pencegahan stunting. "Jika di posyandu didapati masalah kesehatan pada ibu hamil atau pada anak balita, maka harus segera dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan yang tepat," katanya.
Di Maluku saat ini masih banyak kekerasan terhadap perempuan dan anak, pernikahan dini serta kehamilan yang tidak diinginkan. Faktor faktor tersebut turut memberi andil terhadap tingginya angka kasus kekerdilan di suatu daerah.
Oleh sebab itu, dia berharap peran tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan serta mencegah pernikahan dini.*
Baca juga: Widya Pratiwi dikukuhkan sebagai duta parenting Maluku cegah stunting