Kabupaten Bogor (ANTARA) - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan rupiah tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu pagi, karena sikap wait and see pelaku pasar menjelang keputusan bank sentral AS, The Fed terkait penetapan suku bunga acuan.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, melemah 0,24 persen atau 35 poin menjadi Rp15.033 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.998 per dolar AS.
“Menurut CME FedWatch Tool, probabilitas hampir 100 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin. Tapi bank sentral AS tentu memiliki pertimbangan sendiri sehingga bisa saja hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi pasar,” ujar Ariston ketika ditanya ANTARA di Jakarta, Rabu.
Adapun pertimbangan The Fed menaikkan suku bunga didasari angka inflasi yang belum mencapai target 2 persen, dan data-data ekonomi seperti tenaga kerja dan sektor jasa yang masih bagus masih bisa menaikkan inflasi.
Selain itu, pelaku pasar disebut menunggu sinyal kebijakan moneter AS ke depan, apakah The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga atau sudah membayangkan jadwal pemangkasan.
“Apapun hasil The Fed, tentu akan sangat mempengaruhi pergerakan harga di pasar keuangan sehingga sebagian pelaku pasar akan bersikap wait and see,” ungkap Ariston.
Dia memperkirakan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp15.050 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.980 per dolar AS.
Dolar AS naik tipis terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), saat pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) dimulai dengan para pedagang memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunganya 25 basis poin.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,06 persen menjadi 101,4045 pada akhir perdagangan.
Indeks harga rumah AS terus naik menjadi 404,1 pada Mei, menurut angka yang dirilis oleh Badan Keuangan Perumahan Federal (Federal Housing Finance Agency/FHFA) pada Selasa (25/7/2023). Harga rumah bulanan meningkat sebesar 0,7 persen dari bulan sebelumnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah tertekan karena sikap "wait and see" jelang keputusan The Fed