Ambon (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Ambon, Ferdinan Tasso menyebutkan, penerapan Kurikulum Merdeka Belajar dilakukan bertahap hingga 2024.
"Sampai saat ini sekolah tingkat SD yang menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar baru empat sekolah dan enam SMP," katanya di Ambon, Rabu.
Kurikulum Merdeka menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran dan memberikan kebebasan untuk memilih dan menjalani proses pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat siswa.
Upaya mengoptimalkan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar diawali dengan melakukan advokasi kebijakan yang dirangkaikan dengan pengangkatan guru penggerak menjadi kepala sekolah atau pengawas sekolah.
Merdeka Belajar, menurut dia, memungkinkan peserta didik terlibat dalam pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan dan karakteristik, yang dapat dipelajari melalui berbagai pelatihan ataupun video.
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar ada tiga tahapan yakni mandiri belajar, dalam hal ini masih menerapkan Kurikulum 2013 tapi sebagian prinsip dari Kurikulum Merdeka Belajar sudah diterapkan.
Sekolah yang di tahun 2022 telah menerapkan mandiri belajar, tahun 2023 dan 2024 menerapkan Mandiri berubah, yakni sekolah menerapkan prinsip Kurikulum Merdeka Belajar.
Selain itu kurikulum mandiri berbagi, yakni telah menerapkan prinsip Kurikulum Merdeka Belajar dan berbagi kepada satuan-satuan pendidikan lainnya, sehingga menjadi contoh saat penerapan.
"Kita akan mendorong semua satuan pendidikan, khususnya di bawah wewenang Pemkot untuk menyelenggarakan program Merdeka Belajar secara bertahap," katanya.
Ferdinan menambahkan saat ini semua sekolah mulai menerapkan kurikulum tahap Mandiri Belajar, bahkan ada yang di tahun 2023 beralih ke Mandiri Berubah.
"Ada sekolah yang di tahun kemarin telah menerapkan Mandiri Belajar sehingga mereka berpindah Mandiri Berubah, ada juga yang menerapkan Mandiri Berubah tahun ini menerapkan Mandiri Berbagi, kita berharap seluruh sekolah segera menerapkan di tahun 2024," katanya.*