Ambon (Antara Maluku) - Para guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri VII maupun SMP Negeri 19 Ambon meminta perhatian yang lebih serius dari orang tua dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya agar tidak mudah diajak untuk melakukan perbuatan negatif.
"Anak-anak yang masih remaja sebaiknya tidak terlibat pergaulan bebas dengan orang dewasa sehingga berbagai ajakan menyesatkan yang dilakukan sekelompok pendukung FKM/RMS bisa terhindari," kata staf Bidang Kesiswaan SMK Negeri VII, Ny. Chr. Leatemia di Ambon, Selasa.
Leatemia dikonfirmasi terkait salah satu siswa kelas XII SMK tersebut berinisial AK yang diajak sejumlah oknum pendukung FKM/RMS pada tanggal 25 April untuk meniup terompet sambil melakukan long march di kawasan Batugantun-Waringin Ambon.
"Kami tidak tahu kalau salah satu siswa kami ditahan pada 25 April, dan sejauh ini tidak ada konfirmasi dari aparat kepolisian dan yang bersangkutan sudah dibebaskan," katanya.
Namun menyangkut masalah bimbingan mental dan kepribadian anak di sekolah selalu diberikan sehingga di luar sekolah, peranan orang tua sangat dominan dalam mengawasi pergaulan anak untuk tidak terjerumus ke masalah hukum, karena mereka masih muda dan memiliki masa depan.
Wakil Kepala SMP Negeri 19 Ambon, Ny. E. Usmani secara terpisah juga mengaku tidak mengetahui salah satu siswa kelas sembilan berinisial AL yang ikut ditahan aparat kepolisian karena diajak meniup terompet dalam barisan long march.
"Pada hari Jumat, (25/4) kemarin siswa tersebut memang tidak masuk sekolah sehingga kami tidak tahu persis persoalan yang menimpa AL," katanya.
Yang bersangkutan memang merupakan salah satu siswa SMPN 19 yang akan mengikuti Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah dalam tahun ini.
"Karena peristiwa ini terjadi di luar sekolah, maka peranan orang tua lebih dominan dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya," kata Usmani.