Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara (Malut) akan mengembangkan Pulau Kayoa menjadi lokasi objek wisata mandi khatulistiwa dengan memanfaatkan keberadaan tubuh khatulistiwa di pulau itu yang diresmikan Menpora Roy Suryo pada awal Juni 2014.
Tubuh khatulistiwa di Pulau Kayoa yang dibangun pemerintah pusat sebagai pertanda salah satu titik jalur khatulistiwa di Indonesia itu, lokasinya berdekatan dengan pantai pasir putih dengan air laut jernih dan tenang, yang sangat ideal untuk mandi dan berenang.
Menurut Bupati Halmahera Selatan Muhammad Kasuba pengembangan Pulau Kayoa menjadi lokasi objek wisata mandi khatulistiwa terinspirasi dari kebiasaan para pelaut yang selalu menggelar ritual mandi khatulistiwa saat pertama kali melewati garis khatulistiwa.
Para pelaut dari berbagai belahan dunia, termasuk dari jajaran TNI-AL menggelar tradisi mandi khatulistiwa di atas kapal saat melintasi garis khatulistiwa untuk memohon perlindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa dari berbagai bahaya selama dalam pelayaran.
Ritual mandi khatulistiwa itu sudah ada sejak zaman dahulu kala, namun saat itu tujuannya adalah untuk memohon keselamatan dari Dewa Zeus, yang dalam kepercayaan Romawai kuno dianggap sebagai penguasa matahari.
Bupati Muhammad Kasuba optimistis para wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, terutama dari kalangan pelaut dan TNI-AL akan tertarik berkunjung ke Pulau Kayoa untuk menikmati wisata mandi khatulistiwa, apalagi saat ini di Indonesia belum ada objek wisata serupa.
Pemkab Halmahera Selatan akan mengalokasikan anggaran pada perubahan APBD 2014 untuk pengembangan objek wisata mandi khatulistiwa di Pulau Kayoa itu, seperti untuk pembenahan infrastruktur dan penyediaan berbagai fasilitas penunjang di lokasi objek wisata.
Selain itu, Pemkab Halmahera Selatan juga akan mengupayakan keterlibatan pengusaha, baik dari dalam maupun luar negeri untuk pengembangkan objek wisata mandi khatulistiwa di Pulau Kayoa tersebut, baik dalam hal pengelolaan maupun kegiatan promosinya.
Ia mengatakan, Pemkab Halmahera Selatan akan memprogramkan penyelenggaraan kegiatan festival budaya atau olahraga air, yang dirangkaikan dengan wisata mandi khatulistiwa untuk lebih menarik minat wisatawan berkunjung ke objek wisata mandi khatulistiwa di Pulau Kayoa tersebut.
Pengembangan objek wisata mandi khatulitiwa di Pulau Kayoa tersebut, selain akan memperkaya jenis objek wisata di Halmahera Selatan, juga diharapkan akan meningkatkan jumlah arus kunjungan wisatawan di daerah tersebut yang diharapkan akan meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Tokoh masyarakat Pulau Kayoa Thaib Selang menyambut positif atas kebijakan Pemkab Halmahera Selatan mengembangkan Pulau Kayoa menjadi objek wisata mandi khatulistiwa karena akan memberi kontribusi besar bagi kemajuan daerah dan masyarakat.
Objek Wisata Lain
Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Kayoa tidak hanya menikmati wisata mandi khatulistiwa, tetapi juga bisa mengujungi objek wisata lainnya yang letaknya tak jauh dari pulau itu.
Objek wisata itu di antaranya Pulau Lelei yang terkenal dengan keindahan panorama pantainya yang berpasir putih serta berair jernih dan tenang, selain objek wisata Pantai Guraici yang juga memiliki panorama pantai sangat menarik.
Bahkan di objek wisata Pantai Guraici, menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Halmahera Selatan, Isnain Abdullah, wisatawan juga bisa menikmati keindahan panorama bawah laut di perairan sekitarnya.
Para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri yang pernah melakukan penyelaman di perairan sekitar objek wisata Pantai Guraici tersebut melukiskan keindahannya bagai potongan taman surga, yang sulit ditemukan samanya di daerah lain.
Di lokasi tersebut selain bisa menyaksikan keindahan berbagai jenis terumbu karang dan ikan hias, juga jika beruntung akan berjumpa dengan kawanan ikan pari raksasa yang tengah mencari makan atau sekedar berenang.
Menurut Isnain Abdullah, akses untuk mencapai Pulau Kayoa serta objek wisata di pulau lainnya di kawasan itu tidak sulit, karena bisa dijangkau dari dua arah, yakni dari Ternate atau dari Labuha, ibu kota Kabupaten Halmahera Selatan.
Dari Ternate, wisatawan yang akan berkunjung ke Pulau Kayoa dapat menumpang kapal motor atau speed boad yang setiap hari melayani jalur itu dengan tarif Rp100 ribu per orang, selain itu tersedia pula angkutan kapal feri dua kali seminggu.
Begitu pula dari Labuha, tersedia kapal motor dan speed boad yang juga setiap hari melayani jalur Labuha Pulau Kayoa dengan tarif Rp100 ribu, selain itu bisa mencarter speed boad yang sewanya sesuai dengan kesepakatan.
Ia mengatakan akses dari luar Malut ke Ternate juga sangat lancar, ada penerbangan reguler setiap hari, selain itu ada pula kapal penumpang milik PT Pelni yang singga ke Pelabuhan Ternate setiap minggu.
Sedangkan untuk ke Labuha bisa melalui jalur kapal laut dari Ternate ke Babang dengan tarif Rp120 ribu untuk kapal motor dan Rp150 ribu untuk kapal cepat atau bisa menggunakan penerbangan perintis dari Ternate ke Labuha tiga kali seminggu.
Jasa penginapan di Pulau Kayoa saat ini belum ada, namun wisatawan bisa menggunakan rumah warga setempat sebagai akomodasi, sedangkan rumah makan sudah ada yang umumnya menyajikan makanan khas daerah setempat.
Mengembangkan Kayoa Jadi Objek Wisata Mandi Khatulistiwa
Minggu, 22 Juni 2014 20:40 WIB