Ambon (Antara Maluku) - Uskup Diosis Amboina Mgr PC Mandagi, MSc menyatakan, para pastor projo akan menggelar kegiatan dialog perdamaian yang melibatkan seluruh umat Katolik dan umat agama lain, di Kota Ambon.
"Dialog perdamaian dalam rangka Musyawarah Nasional para Pastor Projo Indonesia XI," kata Uskup Mandagi di Ambon, Senin.
Hadir dalam Munas itu, Duta Besar Vatikan Mgr Antonio Guido Filipazzi, Ketua Unindo Internasional Mgr Guiseppe Mogrin, para Uskup, Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama.
Sedangkan sebagai narasumber dalam dialog tersebut adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, Idrus Toekan, Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Pendeta Jhon Ruhulessin, dan Mgr Mandagi.
Menurut Uskup Mandagi, dialog perdamaian yang akan digelar di gedung Islamic Center Ambon, ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap Munas Pastor Projo Indonesia.
"Saya berterima kasih kepada Umat Islam Kota Ambon atas dukungan terhadap Munas pastor projo, karena dialog perdamaian akan dilaksanakan di gedung Islamic Center," katanya.
Dia mengatakan, Munas dilakukan bertujuan untuk meningkatkan persaudaraan dan kerasulan para imam diosesan seluruh Indonesia dalam pelayanannya bagi umat dan masyarakat.
"Munas digelar di Ambon, ini mau menunjukan bahwa daerah ini sudah dalam kondisi aman dan damai, karena konflik berdarah beberapa tahun lalu dapat diatasi dengan baik oleh masyarakatnya sendiri bersama pemerintah dan aparat keamanan," ujar Uskup Mandagi.
Ia mengakui Ambon atau Maluku pada umumnya adalah daerah penuh kedamaian, kendati masih saja terjadi konflik kecil-kecilan, namun dengan mudah diatasi dan cara yang paling jitu untuk mengatasi konflik adalah melalui dialog, khususnya antarumat beragama, karena kekerasan tidak dapat diselesaikan dengan kekerasan.
"Munas ini secara istimewa menunjukan bahwa kerukunan antarumat beragama di Ambon dan Maluku umumnya sangat harmonis. Begitu juga kerukunan dengan pemerintah dan aparat keamanan," katanya.
Uskup Mandagi juga berterima kasih kepada Umat GPM (Gereja Protestan Maluku) Hative Besar, Kota Ambon yang merelakan sebidang tanah untuk pendirian Patung St Fransiskus Xaverius.
Ia menjelaskan, Hative Besar merupakan salah satu wilayah dimana St Fransiskus Xaverius menginjakan kakinya pertama kali pada 14 Februari 1546 dan bersamaan dengan kegiatan Munas ini akan diresmikan pendirian patung dari tokoh misionaris ini.
"Pendirian Patung St Fransiskus Xaverius untuk menegaskan kembali sejarah perjalanan Gereja Katolik di Indonesia yang berawal dari Maluku," katanya.
Lebih Lanjut dikatakan, Maluku merupakan sumber iman-iman projo karena dalam rentang waktu 20 tahun imam projo telah bertambah dari enam orang menjadi 65 orang.
"Sungguh luar biasa perkembangan jumlah iman projo di Keuskupan Amboina dan daerah ini merupakan lahan subur panggilan baik gembala Protestan maupun Katolik. Ini adalah berkat bagi orang Maluku karena Allah hadir di tengah-tengah umatnya," ungkap Uskup Mandagi.
Munas berlangsung 1-8 Oktober 2014, yang diikuti sebanyak 150 peserta dari 37 Keuskupan di Indonesia.