Ternate (Antara Maluku) - Pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi sejauh ini tidak memengaruhi kompetisi sepak bola antar-klub lokal di Maluku Utara (Malut), terbukti sejumlah kompetisi antar-klub lokal tetap digelar di daerah ini.
"Di Malut saat ini sedang digelar kompetisi sepak bola Gurapin Cup di Sofifi dan pada Juli nanti akan digelar pula kompetisi sepak bola tahunan Tidore Cup di Tidore Kepulauan, yang melibatkan puluhan klub sepak bola lokal di Malut," kata Eksekutif Komite PSSI Malut Asghar Saleh di Ternate, Sabtu.
Bahkan khusus kompetisi Tidore Cup, yang telah masuk dalam agenda resmi PSSI Malut setiap tahunnya, melibatkan pula peserta tiga klub sepak bola dari Papua Barat, satu klub di antaranya dari Raja Ampat dan dua klub lainnya dari Sorong.
Ia mengatakan, pembekuan PSSI juga sejauh ini tidak memengaruhi kegiatan pembinaan pesepakbola usia dini di Malut, baik yang dilakukan oleh klub maupun oleh sejumlah sekolah sepak bola di Malut, terutama SSB yang di Kota Ternate.
Begitu pula tim sepak bola Malut yang dipersiapkan menghadapi pra-PON, juga terus melakukan latihan di Stadion Gelora Kie Raha Ternate, walaupun belum dipastikan apakah cabang sepak bola tetap dipertandingkan di PON pascapembekuan PSSI.
"Namun demikian insan sepak bola di Malut tetap berharap agar Menpora mencabut pembekuan PSSI agar tidak menimbulkan dampak yang dapat merusak pembinaan prestasi olahraga di Indonesia, karena pembekuan itu mengakibatkan kompetisi di tingkat nasional, khususnya Liga Super Indonesia dan Devisi Utama dihentikan," katanya.
Penghentian kompetisi Liga Super Indonesia dan Devisi Utama itu mengakibatkan sejumlah pemain asal Malut, seperti Ilham Udin Armaiyn terpaksa harus pulang kampung dan ini jelas akan membuat mereka kehilangan pendapatan.
Ia menambahkan, walaupun PSSI dibekukan Menpora Imam Nahrawi, pengurus PSSI di Malut tetap melakukan kegiatan, terutama yang sifatnya pembinaan kepada pesepakbola usia dini serta menyiapkan perangkat pertandingan pada sejumlah kompetisi lokal di daerah ini.