Saumlaki, 13/5 (Antara Maluku) - Ratusan pemuda dan mahasiswa di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) menggelar aksi menyalakan lilin dan doa bersama untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, di kawasan bundaran taman kota Saumlaki, Sabtu.
Peserta aksi antara lain berasal dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Orang Muda Katolik (OMK).
Selain itu, Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Saumlaki (STIESA), Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Saumlaki (STIAS) serta Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidkan Saumlaki (STKIPS).
Aksi yang dimulai sejak petang hingga malam hari berupa orasi damai, jalan bersama dari Natar Kaumpu hingga bundaran taman kota depan Kantor Bupati di Jl. Ir. Soekarno, dan ditutup dengan acara menyalakan lilin dan berdoa.
Ketua Presidium PMKRI Cabang Saumlaki, Yonas Batlyol yang bertindak selaku koordinator aksi menjelaskan, kegiatan yang dihadiri oleh 300 peserta itu merupakan bentuk keterpanggilan kaum muda dan mahasiswa untuk menyerukan kepada seluruh elemen bangsa agar tetap mempertahankan NKRI dan menolak radikalisme.
"Terkait dengan dinamika bangsa saat ini, kami menyerukan agar segenap komponen bangsa tetap menjaga keutuhan NKRI, tetap tenang, terus waspada, tidak terprovokasi dengan berbagai isu menyesatkan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban," katanya.
Dalam seruannya, para pemuda dan mahasiswa di MTB mengajak seluruh komponen bangsa untuk terus menjaga dan merawat pluralisme, mendukung pemerintah dan aparat penegak hukum untuk terus bertindak menyelamatkan keadilan dan kedamaian.
"Tekanan ekonomi yang masih belum berkurang ditambah dengan gejolak politik yang terus menerus memanas, kami menyerukan agar seluruh elemen bangsa ini untuk terus membangun solidaritas antarsesama anak bangsa, karena hanya dengan cara inilah maka kita dapat melewati ujian ini," kata Yonas.
Frets Watutamata dari AMGPM Tanimbar Selatan mengatakan, aksi tersebut merupakan bentuk pernyataan keprihatinan kaum muda dan mahasiswa di MTB dalam mencermati kondisi bangsa yang sengaja dikotak-kotakkan oleh pihak-pihak tertentu, yang dengan sengaja mempertontonkan sikap-sikap tidak terpuji.
"Sebagai anak bangsa, kita memiliki hak yang sama. Tidak ada mayoritas dan tidak ada minoritas. Saya kira malam ini kita tunjukkan kepada seluruh elemen bangsa bahwa di MTB nasionalisme kebangsaan kita tinggi dan utuh," katanya.
Pantauan Antara, aksi para pemuda dan mahasiswa itu berlangsung tertib dan aman, dikawal ketat oleh aparat dari Polres MTB yang dipimpin langsung oleh Kapolres AKBP Hery Dian Dwiharto.
"Sesuai amanat Undang-Undang, kepolisian tetap mengamankan aksi massa. Tadi kami imbau agar jam enam sore aksi sudah berakhir, namun karena mereka minta untuk dilanjutkan dengan doa bersama, maka kami izinkan," katanya.
Aksi penyalaan lilin dilakukan secara bersama di Tugu Soekarno. Para peserta aksi menempatkan lilin mengelilingi tugu tersebut. Saat lilin dinyalakan, mereka serentak menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Pendeta Edy Ahumahu, Ustad Tamsil Herman dari MUI, dan Pastor Rinto Duarmas dari Komisi Kepemudaan Keuskupan Amboina Perwakilan MTB.