Ambon (ANTARA) - Tim tinju Maluku pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua meminta maaf kepada masyarakat karena tidak memenuhi capaian target dua medali emas di ajang olahraga terakbar di Tanah Air itu.
"Atas nama atlet dan pelatih beta (saya) meminta maaf kepada seluruh masyarakat Maluku karena belum mampu memenuhi target dua medali emas di cabang tinju PON Papua," kata Ketua pelatih tim tinju Maluku, Agus Titaley yang dihubungi dari Ambon, Kamis.
Empat petinju Maluku yang diterjunkan di even olahraga empat tahunan itu hanya mampu meraih satu medali emas, perak dan perunggu.
Medali emas diraih Yulias Frando Lumoly di kelas bantam putra (52-56kg) setelah menang angka tipis 3-2 atas petinju Bali Yulius Bria dalam pertandingan final yang berlangsung, Rabu (13/10).
Petinju Maluku Welmy Pariama yang menjadi satu-satunya petinju putri yang lolos ke PON Papua, tidak mampu mempertahankan medali emas yang diraihnya di PON Jabar 2016, setelah dikalahkan musuh bebuyutannya asal Papua Salomina Yerisitouw.
Salomina meraih emas setelah dinyatakan menang angka 4-1 atas Welmy. Kemenangan di babak final itu sekaligus menjadi partai balas dendam Salomina atas kekalahannya pada PON Jabar.
Sedangkan medali perunggu untuk Maluku diraih petinju Novi Sahuleka di kelas terbang putra (49-52kg).
Agus mengakui, empat anak asuhnya telah tampil optimal untuk meraih prestasi gemilang di PON Papua, namun perjuangan mereka tidak terlepas dari banyak faktor teknis dan non teknis.
dia menilai, netralitas para hakim juga menjadi salah satu penentu kegagalan Welmi dan Novi untuk meraih prestasi gemilang termasuk menciptakan fair play di cabang adu jotos tersebut.
"Buktinya banyak atlet dan pelatih yang mengajukan protes atas keputusan para hakim yang dinilai berpihak, sehingga berbuntut terjadi kericuhan," ujarnya.
Agus juga menyatakan informasi yang diperolehnya bahwa PB Pertina telah memutuskan mengarantina 13 wasit hakim yang dinilai berpihak saat memimpin pertandingan dan akan dikenakan sanksi.
Dia berharap, kegagalan mempertahankan trandisi dua medali emas PON dari cabang tinju, dapat menjadi bahan evaluasi Pengprov Pertina dan Koni Maluku, terutama membenahi sistem pembinaan dan regenerasi petinju berprestasi.