Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan guncangan kuat gempa magnitudo (M) 6,1 pada Rabu dini hari, tidak membuat masyarakat di Kabupaten Maluku Barat Daya panik.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten MBD, Provinsi Maluku, menyebutkan guncangan kuat dirasakan selama 3-5 detik.
"Meskipun guncangan kuat, menurut BPBD setempat masyarakat tidak mengalami kepanikan," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta.
Baca juga: Belum ada laporan kerusakan akibat gempa M 5,7 di Bula Maluku
BPBD melaporkan kondisi aman terkendali dan belum ada laporan dampak kerusakan hingga pagi tadi, Rabu (2/2). Pusat gempa yang berada pada kedalaman 131 km tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Intensitas kekuatan gempa yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menunjukkan II – III MMI di wilayah Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), skala III MMI digambarkan getaran dirasakan nyata dalam rumah serta terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Semakin tinggi MMI, getaran yang dirasakan akan semakin kuat oleh warga.
Abdul menjelaskan Kabupaten Maluku Barat Daya merupakan wilayah yang rawan terhadap gempa bumi. Menurut kajian inaRISK, sebanyak 17 kecamatan berada pada potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.
"Dilihat dari risikonya, 71.955 jiwa yang tersebar pada 17 kecamatan di wilayah itu berpotensi terpapar dampak gempa," ujar Abdul.
Baca juga: Rekam jejak sejarah gempa merusak di Selat Sunda sejak 1851
Abdul mengatakan guna menyikapi potensi bahaya gempa yang dapat terjadi setiap saat, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga.
Saat gempa warga dapat berlindung di bawah perabot yang kuat dengan melakukan drop, cover and hold on atau evakuasi dengan aman keluar bangunan.
Identifikasi terlebih dahulu di lingkup keluarga, langkah-langkah penyelamatan saat gempa terjadi. Apabila gempa memicu terjadinya tsunami, warga dapat segera evakuasi menuju ke tempat yang lebih tinggi.
Baca juga: Gempa Banten Magnitudo 6,6 jenis dangkal akibat aktivitas subduksi