Ambon (ANTARA) - Dirut PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution menyatakan tahapan konversi minyak tanah ke elpiji di Provinsi Maluku masih menunggu arahan pemerintah.
"Konversi minyak tanah ke elpiji di Maluku dan Papua akan dijalankan oleh pemerintah, tetapi untuk waktunya kita masih menunggu arahan pemerintah," katanya di Ambon, Maluku, Selasa.
Ia mengatakan peresmian terminal LPG Wayame akan membantu masyarakat di Provinsi Maluku untuk mendapatkan elpiji dengan harga dan ketersediaan stok yang terjamin.
Terminal LPG Wayame Ambon dibangun dengan kapasitas 2x1.000 metrik ton (MT) dengan ketahanannya bisa mencapai 100 hari.
"Distribusi elpiji nonsubsidi sudah jalan, dengan konsumsi mencapai 5 ton per hari, jika sebelumnya dikirim dari Surabaya dalam bentuk tabung hanya 2,5 metrik ton per hari, sekarang sudah 5 ton kami harapkan ini terus meningkat," katanya.
Ia menyatakan keberadaan terminal elpiji di Ambon, secara tidak langsung masyarakat bisa menikmati elpiji dengan harga yang sama dengan di Pulau Jawa, karena tidak perlu lagi dikirim dari Surabaya, tetapi pengisiannya langsung di Ambon.
Baca juga: Maluku akan terapkan kartu kendali pembelian minyak tanah subsidi, harus tepat sasaran
Sementara, untuk proses distribusi, saat ini di Ambon sudah ada empat agen dan selanjutnya disalurkan ke subagen untuk distribusi ke kabupaten dan kota lain di Maluku
"Terminal elpiji tentu akan membawa dampak yang positif bagi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan elpiji rumah tangga maupun bidang usaha seperti kuliner, katering, dan industri," katanya.
Fasilitas utama yang dibangun di terminal elpiji ini antara lain tangki spherical sebagai fasilitas penyimpanan utama, fasilitas pengisian elpiji ke mobil tangki, dan dermaga untuk penerimaan elpiji dari kapal tanker.
Nantinya, jalur distribusi elpiji akan mengandalkan aspek laut sehingga lebih efisien dalam proses distribusinya
Baca juga: PLN Batalkan Program Kompor Listrik, kok bisa?