Ternate (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara (Malut) hingga kini belum menerima laporan kerusakan akibat gempa bumi magnitudo 7,1 yang mengguncang Kecamatan Melonguane, Sulawesi Utara, pada Rabu pukul 13.06 WIB, yang terasa hingga di Malut.
"BPBD belum menerima laporan kerusakan akibat gempa yang mengguncang Sulut yang terasa hingga di Malut dan sempat membuat warga panik,” kata Kepala BPBD Malut Fehby Alting dihubungi, di Ternate, Rabu.
Menurut dia, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan adanya kerusakan akibat gempa itu, meskipun gempa terasa hingga di Pulau Morotai dan kabupaten/kota lainnya di Malut.
Fehby mengimbau masyarakat agar tidak panik namun tetap waspada. “Masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi gempa susulan,” katanya.
Sementara itu, Kepala BMKG Kelas III Ternate Andri Wijaya ketika dikonfirmasi menyatakan, gempa berkekuatan magnitudo 7,1 pada Rabu, 18 Januari 2023 pukul 13.06.14 WIB, di 2.80 LU,127.11 BT, 141 km tenggara Melonguane, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 64 km.
Dia menyebutkan gempa terasa hingga Minahasa, Manado, Minahasa Utara, Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan, Bitung, Tomohon, Ternate, Sofifi, Banggai Kepulauan, Halmahera Timur, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Halmahera Barat, Halmahera Utara, Halmahera Tengah III MMI, Talaud, Kepulauan Sangihe, Kepulauan Sitaro, Tidore, dan Kabupaten Pulau Taliabu IV.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa terjadi di kedalaman 64 km, dan dirasakan di Kota Gorontalo, Minahasa, Manado, Minahasa Utara, Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan, Bitung, Tomohon, dan Sofifi, Maluku Utara.
BMKG juga menyebutkan gempa dengan kekuatan cukup besar ini tidak berpotensi tsunami. Meskipun demikian, masyarakat diminta waspada gempa susulan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD Malut belum terima laporan kerusakan infrastruktur akibat gempa