Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat tajam mencapai level tertinggi 11 bulan pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), berbalik menguat dari kerugian sesi sebelumnya karena krisis perbankan memicu pembelian aset-aset aman atau safe-haven, juga didorong oleh dolar AS yang lebih rendah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, melonjak 50,50 dolar AS atau 2,63 persen menjadi ditutup pada 1.973,50 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di 1.980,60 dolar AS dan terendah di 1.922,30 dolar AS.
Emas berjangka jatuh 8,30 dolar AS atau 0,43 persen menjadi 1.923,00 dolar AS pada Kamis (16/3/2023), setelah terkerek 20,40 dolar AS atau 1,07 persen menjadi 1.931,30 dolar AS pada Rabu (15/3/2023), dan tergelincir 5,60 dolar AS atau 0,29 persen menjadi 1.910,90 dolar AS pada Selasa (14/3/2023).
Baca juga: Emas merosot, investor aksi ambil untung setelah dolar AS menguat
Untuk minggu ini, emas April melambung sebesar 106,30 dolar AS atau 5,7 persen.
Krisis perbankan global terus membebani sentimen investor, mendorong investor beralih ke aset safe-haven emas. Emas juga diuntungkan dari spekulasi pasar bahwa Federal Reserve mungkin akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya setelah satu lagi kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan minggu depan.
Spekulasi pelambatan laju kenaikan suku bunga Fed telah meredam indeks dolar AS pada Jumat (17/3/2023). Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,67 persen menjadi 103,7153 memberikan dukungan terhadap emas.
"Kembalinya kecemasan tentang bank membuat harga emas naik tajam," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA. "Banyak investor emas melihat risiko makro jangka pendek dan tampaknya berbagai ekspektasi sebagian besar akan positif untuk emas."
Data ekonomi yang dirilis pada Jumat (17/3/2023) semakin mendukung emas. Federal Reserve melaporkan bahwa produksi industri AS tetap tidak berubah pada Februari, jauh dari ekspektasi pasar untuk kenaikan 0,2 persen.
Baca juga: Emas melemah karena dolar AS menguat jelang data inflasi
Pembacaan awal indeks sentimen konsumen Universitas Michigan turun menjadi 63,4 pada Maret dari 67 pada Februari, pertama kali dalam empat bulan. Para ekonom memperkirakan indeks tetap tidak berubah dari Februari.
"Reli gila-gilaan emas hari ini menunjukkan bahwa lebih banyak orang beralih ke emas sebagai tempat berlindung yang aman dan menyimpan nilai karena krisis perbankan terus tumbuh dan menyebar," kata Dixit, kepala strategi teknis di SKCharting.
"Mulai saat ini, selama harga emas bertahan di atas 1.960 dolar AS, kita dapat menyaksikan kelanjutan momentum yang mencapai batas psikologis 2.000 dolar AS," jelasnya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei terdongkrak 77 sen atau 3,55 persen, menjadi ditutup pada 22,462 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April bertambah 1,50 dolar AS atau 0,15 persen, menjadi menetap pada 978,60 dolar AS per ounce.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas melonjak 50,50 dolar, krisis perbankan picu pembelian aset aman