Ambon (Antara Maluku) - Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) akan menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-28 di Ambon pada 28-30 Oktober 2011, dijadwalkan dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum.
Ketua HATHI Cabang Maluku Meggy Samson di Ambon, Senin, mengatakan HATHI Pusat telah berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto selaku penasihat organisasi.
"Pak Menteri juga dijadwalkan menjadi pembicara utama," katanya.
Selain itu pertemuan tersebut juga mengundang Menteri Kelautan dan Perikanan, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, dan praktisi dari Universitas Pattimura Prof Dr Ir Alex Retraubun sebagai pembicara.
Meggy yang juga Kepala Sub-Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Maluku mengatakan pertemuan ilmiah tahunan akan berlangsung sesuai jadwal dan tidak terpengaruh pascakonflik antarwarga pada 11 September lalu.
"HATHI Pusat pun telah mengirimkan tim untuk melihat kesiapan penyelenggaraan sekaligus memantau kondisi yang kondusif," katanya.
Pertemuan ilmiah tahunan itu, katanya, strategis bagi pencitraan Kota Ambon maupun Maluku secara umum.
Pertemuan itu akan diikuti oleh para pengurus cabang seluruh Indonesia, praktisi, konsultan, akademisi, LSM, instansi terkait, organisasi profesi lain dan umum.
"Jadi setelah mengikuti PIT dan menyaksikan kondisi kota Ambon, sekembalinya ke masing - masing daerah bisa menceritakan bahwa ibu kota provinsi Maluku ini tidak terjadi konflik SARA, tapi memanfaatkan simbol - simbol agama untuk memprovokasi masyarakat," ujarnya.
HATHI Cabang Maluku juga meminta dukungan Pemerintah Provinsi Maluku karena kegiatan tersebut menyoroti wilayah kepulauan yang cocok dengan karakteristik daerah ini.
Pertemuan ilmiah tahunan itu bertema "Pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Kepulauan untuk Pembangunan Berkelanjutan".
Pertemuan itu bertujuan menghimpun pendapat, gagasan dan sumbangan pikiran dari anggota untuk menghadapi tantangan masa kini dan masa depan dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia.
"Jadi ini didorong adanya rasa kepedulian melalui pendekatan struktural maupun non struktural dalam pengelolaan sumber daya air menghadapi ancaman pemanasan global," kata Meggy.
Dia mengakui daerah ini memiliki 1.340 pulau dengan 92,4 persen dari wilayahnya seluas 712.479,65 km2 adalah laut membutuhkan pengelolaan sumber daya air konsep kepulauan.
Maluku, terutama Kota Ambon, saat ini mengalami krisis air baku jadi dengan penyelenggaran pertemuan ilmiah tahaunan itu diharapkan menghasilkan konsep pengelolaan sumber daya air yang sesuai dengan karakteristik wilayah kepulauan, ujar Meggy Samson.