Ambon (Antara Maluku) - Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Dr Andi Malarangeng dijadwalkan menghadiri Deklarasi Pemuda Pela-Gandong yang diprakarsai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Maluku di Ambon pada 28 November 2011.
Ketua Umum Pemuda Pela-Gandong Maluku, Abdul Hamid Souwakil saat dihubungi, Selasa mengatakan, Menegpora telah menyatakan kesiapan untuk datang ke Ambon guna menghadiri acara tersebut.
"Kami menemui Menegpora menjelang pertandingan final sepak bola Sea Games XXVI antara Indonesia melawan Malaysia di Jakarta, Senin(21/11) dan diapresiasi positif sambil berdialog tentang kegiatan tersebut," ujarnya.
Menegpora memberikan apresiasi terhadap kegiatan diprakarsasi BEM se- Maluku yang bertujuan melestarikan adat istiadat leluhur yakni budaya Pela - Gandong sebagai jati diri orang basudara (saudara).
"Menegpora menawarkan untuk berdialog lagi hari ini (Selasa) untuk mempertajam tujuan dari deklarasi tersebut sehingga mengikat kehidupan berbudaya orang Maluku, tanpa memilah warga lokal maupun pendatang," kata Hamid.
Panitia Pemuda Pela - Gandong termotivasi dengan apresiasi dari Menegpora yang keberadaannya di Ambon dijadwalkan memberikan kuliah umum di Universitas Darusalam (Unidar) di desa Tulehu, kecamatan Salahutu dan meninjau Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) di kawasan Talake, kecamatan Nusaniwe.
Deklarasi Pemuda Pela - Gandong Maluku dijadwalkan dilaksanakan di Monumen Perdamaian Dunia.
Monumen tersebut diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat perayaan Hari Perdamaian Dunia pada 25 November 2009.
Begitu pun Deklarasi Ambon Deklarasi Ambon yang dicetuskan peserta Pertemuan Pemuda Dunia untuk Perdamaian dan Harmoni( International Youth for Word Peace and Harmony) pada 30 September - 2 Oktober 2011.
"Kami (BEM se- Maluku) menindaklanjuti Deklarasi Ambon tersebut sehingga perlu diapresiasi semua komponen bangsa di Maluku karena tujuannya strategis dalam memelihara stabilitas keamanan yang memungkinkan masyarakat hidup berdampingan secara damai dan rukun sebagaimana warisan leluhur," kata Abdul Hamid Souwakil.