Paris (ANTARA) - Saham-saham Prancis berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu setempat (13/9/2023), mencatat kerugian untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan CAC 40 di Bursa Efek Paris berkurang 0,42 persen atau 30,31 poin menjadi 7.222,57 poin.
Indeks CAC 40 merosot 0,35 persen atau 25,39 poin menjadi 7.252,88 poin pada Selasa (12/9/2023), setelah terangkat 0,52 persen atau 37,50 poin menjadi 7.278,27 poin pada Senin (11/9/2023), dan bertambah 0,62 persen atau 44,67 poin menjadi 7.240,77 poin pada Jumat (8/9/2023).
Dari 40 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks CAC 40, sebanyak 13 saham berhasil membukukan keuntungan, sementara 25 saham mengalami kerugian dan dua saham diperdagangkan tidak berubah.
Saham Alstom SA, sebuah perusahaan yang mengembangkan dan memasarkan sistem terintegrasi untuk sektor transportasi, menderita kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya tergelincir 3,89 persen.
Baca juga: Saham Prancis hentikan reli 3-hari, indeks CAC 40 melemah 0,35 persen
Diikuti oleh saham perusahaan manufaktur baja multinasional Luksemburg yang berkantor pusat di Luxembourg City, ArcelorMittal SA, terperosok 2,14 persen; serta perusahaan multinasional Prancis yang berspesialisasi dalam otomatisasi digital dan manajemen energi Schneider Electric SE jatuh 2,08 persen.
Sementara itu, saham Renault SA, perusahaan industri otomotif yang mendesain, memproduksi, memasarkan, dan memperbaiki mobil penumpang dan kendaraan komersial ringan meningkat 2,07 persen, menjadi pencetak keuntungan terbesar (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Disusul oleh saham perusahaan asuransi multinasional Prancis yang juga menyediakan jasa manajemen investasi dan jasa keuangan lainnya Axa SA bertambah 1,55 persen; serta perusahaan periklanan dan hubungan masyarakat multinasional Prancis Publicis Groupe SA menguat 0,96 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Saham Prancis rugi hari kedua, indeks CAC 40 terpangkas 0,42 persen