Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kota Ambon, Maluku berupaya menekan angka pengangguran di kota itu lewat pengembangan UKM dengan menghidupkan ekosistem ekonomi kreatif hingga program padat karya.
Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena di Ambon, Jumat menyebutkan angka pengangguran terbuka di kota Ambon sebesar 11,67 persen atau 27.531 jiwa,
Menurut dia jumlah ini akan terus bertambah seiring angka kelulusan tingkat perguruan tinggi, dan SMA/SMK.
Ia menyampaikan pengembangan Ambon sebagai Kota musik dunia akan dioptimalkan untuk juga menekan angka pengangguran
"Juga dibarengi kegiatan pelatihan ketenagakerjaan untuk peningkatan kualitas tenaga kerja sehingga bisa bekerja bukan saja di kota ini, tetapi juga ke luar daerah Kota Ambon bahkan sampai ke luar negeri," ujarnya.
Ia mengakui angka pengangguran tidak sebanding dengan lapangan kerja atau lowongan yang tersedia, karena itu perlu dilakukan upaya untuk menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan.
"Terutama menyangkut angka pengangguran terbuka yang cukup tinggi dengan peningkatan jumlah angkatan kerja baru yang terjadi di kota Ambon tidak sebanding dengan lapangan kerja atau lowongan yang diberikan dari pemberi kerja," katanya.
Kota Ambon katanya, merupakan kota kecil yang terbatas sumber daya alam karena kota ini sendiri menggantungkan pendapatan dari sektor jasa perdagangan dan sektor pariwisata.
"Kita tidak memiliki industri besar yang bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak, sektor jasa dan perdagangan memang mampu menjalankan tenaga kerja namun tidak dalam jumlah yang cukup besar," katanya.
Tingkat pengangguran di Ambon didominasi pendidikan lulusan SMA dan Strata satu.
Mayoritas pengangguran yakni SMA dan S1 berusia 25 hingga 40 tahun. Kebanyakan para pekerja mengalami PHK akibat dampak pandemi COVID-19.