Ambon (ANTARA) -
Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena menyatakan, upaya pengalihan pengelolaan sampah dari Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Ambon ke desa dan kelurahan terkendala sarana prasarana.
"Kita sudah buat perencanaan pengalihan pengelolaan ke setiap desa, negeri dan kelurahan, tetapi sampai saat ini kita masih terkendala armada pengangkut sampah, " katanya di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan, pengalihan harus disertai penyerahan peralatan dan juga biaya operasional di tingkat desa, negeri dan kelurahan.
Pengalihan pengelolaan di tingkat desa kelurahan dilakukan agar budaya bersih sampah di mulai dari rumah tangga dengan cara memilah sampah sesuai jenis.
"Jika hal tersebut bisa dilakukan paling tidak dapat mengurangi persoalan sampah sampai dengan 80 persen dan secara tidak langsung berdampak bagi kota ini, " katanya.
Bodewin mencontohkan, kawasan Batu Merah merupakan titik krusial sampah di Ambon, jika pemerintah bisa menyerahkan enam unit mobil angkut sampah dan biaya operasional ke pemerintah desa, maka akan dilakukan penanganan mulai dari lingkungan rukun tetangga atau rukun warga (RT/RW).
Pihaknya berharap pemerintah desa dan masyarakat bisa mengelola, dengan memfungsikan jaringan sampai ke RT/RW minimal mengedukasi masyarakat untuk taat buang sampah pada tempat dan waktu.
"Kami mengharapkan peran serta tingkat kecamatan, kelurahan, dan masyarakatnya itu dapat menyelesaikan persampahan dengan cara melakukan mengolah dan memproses sampah itu sendiri," ujarnya.
Masalah sampah telah menjadi permasalahan global, regional, juga lokal, tak terkecuali di Kota Ambon karena sampah yang dihasilkan per hari berkisar 246,74 ton, sementara kemampuan daya angkut pemkot hanya 185,5 ton per hari.
Volume sampah di Kota Ambon mencapai 246,74 ton per hari, sedangkan armada pengangkut sampah yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Ambon tidak dapat mengatasi sampah di seluruh kota tersebut.
"Dengan keterbatasan itu maka sampah menjadi masalah besar bagi Kota Ambon. Terbukti tumpukan sampah masih ada di seluruh sudut kota dan sulit diselesaikan dalam waktu singkat,” ujarnya.