Ambon (ANTARA) - Di sudut-sudut nusantara yang jauh dari gemerlap kota, demokrasi bertumbuh dengan cara yang tak selalu terlihat.
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) bukan hanya tentang hari pencoblosan, bukan sekadar pesta demokrasi di kotak suara, tetapi juga perjuangan panjang yang tak jarang menguji fisik dan mental.
Salah satu kisah yang menarik untuk diketahui adalah perjalanan logistik Pilkada, mengantar harapan dalam bentuk kotak suara dan perlengkapan Pilkada ke pelosok-pelosok negeri. Setiap perjalanan membawa beban lebih dari sekadar logistik.
Di dalamnya tersimpan janji bahwa suara rakyat, sekecil apa pun, akan didengar, dihitung dan memberi makna bagi demokrasi.
Sebanyak 3.301 tempat pemungutan suara (TPS) dari jumlah 1.234 kelurahan dan desa di Maluku bukan sekadar angka, tetapi ribuan tempat yang menyimpan harapan rakyat.
Setiap TPS adalah bukti bahwa demokrasi hadir di pelosok negeri, sejauh apa pun lokasinya. Perjalanan mengantar surat suara ini menjadi simbol nyata bahwa suara rakyat, sekecil apa pun, memiliki tempat yang sama pentingnya.
Medan berliku, tantangan tak berhenti
Di daerah pegunungan, perjalanan logistik Pilkada sering kali dimulai saat fajar menyingsing. Sebuah truk tua atau sepeda motor dipenuhi kotak suara, formulir, dan tinta pemilu, siap menempuh medan yang jauh dari kata mudah.
Jalan berbatu, berlumpur, atau bahkan hanya setapak kecil menjadi rute yang harus dilalui. Di pedalaman Kepuluan Maluku, misalnya, perjalanan bisa berlangsung berhari-hari.
Petugas harus menyeberangi sungai deras dengan perahu kayu sederhana, atau bahkan menyeberang sekuat tenaga dengan berjalan kaki. Tubuh harus bertahan sekuat mungkin melawan arus air sungai yang tingginya sepaha orang dewasa sembari harus memanggul kotak suara di punggung.
Seperti halnya pengawalan dan pengamanan distribusi logistik Pilkada yang dialami personel pengamanan TPS di wilayah pegunungan Dusun Silumena, Desa Manusela, Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah.
Hal ini diakibatkan belum memadainya sarana prasarana jalan di sejumlah daerah, ditambah kondisi alam yang sewaktu-waktu berubah ekstrem.
Tim yang terdiri dari personel pengamanan TPS, kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dan pengawas tempat pemungutan suara (PTPS) berhasil tiba di Desa Kanikeh, Kecamatan Seram Utara.
Tim tiba dengan selamat setelah berhasil menerabas hujan lebat dan banjir yang terjadi di sejumlah aliran sungai.
Untuk tiba di desa Kanikeh, tim harus melaluinya dengan perjuangan ekstra. Selain mengamankan diri sendiri, mereka juga harus menyelamatkan logistik Pilkada.
"Hujan yang sangat deras membuat jalan sangat licin, dan susah untuk dilalui. Hujan lebat juga mengakibatkan banjir. Dan tim saat itu harus melanjutkan perjalanan ke dusun Silumena pada pukul 07.00 WIT keesokan harinya,” kata Kabid Humas Polda Maluku Kombed Pol Areis Aminnulla.
Hujan deras yang mengguyur menambah kesulitan, membuat jalan menjadi licin dan berbahaya. Namun, tekad mereka tak pernah surut. Setiap langkah adalah wujud kesungguhan mengawal suara rakyat.
Tak sampai di situ, di wilayah Maluku Barat Daya (MBD) personel Polres juga melakukan jalan kaki selama tiga jam untuk mengawal distribusi logistik Pilkada ke tempat pemungutan suara (TPS) desa Pota Besar, Kecamatan Pulau Wetang, Kabupaten MBD.
“Karena sarana prasarana jalan yang belum memadai, pendistribusian logistik Pilkada di sejumlah daerah di kabupaten MBD harus memerlukan perjuangan ekstra,” kata Kapolres MBD AKBP Pulung Wietono.
Untuk sampai ke desa Pota Besar, personel pengamanan TPS, dan Panwascam serta anggota PPK harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 3 jam perjalanan. Logistik Pilkada yang didistribusikan ke desa Pota Besar antara lain 2 kotak suara, 4 bilik suara, dan perlengkapan lainnya.
Tugas ini menjadi salah satu bentuk dedikasi Polres MBD dalam menjaga stabilitas dan kelancaran proses demokrasi, khususnya di wilayah-wilayah terpencil.
Ia menegaskan bahwa pengorbanan yang dilakukan anggotanya sejalan dengan komitmen institusi kepolisian untuk melayani dan melindungi masyarakat.
"Kami ingin memastikan bahwa suara dari masyarakat di pelosok negeri ini tetap terhitung. Itu adalah bentuk tanggung jawab kami dalam menjaga demokrasi di Indonesia," katanya.
Dengan semangat dan kerja keras para personel Polres MBD, Pilkada di wilayah tersebut dapat berlangsung aman, damai, dan sukses. Masyarakat desa terpencil dapat menyalurkan suara mereka tanpa hambatan, menjadi bagian dari proses demokrasi yang adil dan merata.
Kecelakaan akibat medan yang sulit
Bahkan di Buru, Maluku, satu unit mobil pengangkut logistik Pilkada mengalami kecelakaan hingga mobil terbalik di jalan Nipa, Desa Persiapan Waegarahi, Desa Waereman, Kecamatan Fenaleisela, Kabupaten Buru.
Kecelakaan terjadi diduga akibat kondisi jalan yang kurang baik. Jalan licin dan berbatu karena belum beraspal, ditambah turunnya hujan lebat. kejadian tersebut mengakibatkan empat polisi mengalami luka-luka
Mobil tersebut terbalik saat mengantar logistik dari Kecamatan Fena Leisela menuju Desa Waemite Danau Rana, sekira pukul 14.00 WIT, Senin (25/11/2024).
Empat anggota polisi yang terluka yakni, Bripka Jefix Hatu, Briptu Deni Lumba, Bripda Krisna Lating, dan Bripda Hendri Priatno. Mereka langsung dibawa dan dirawat di Puskesmas Wamlana, Buru, dua di antaranya dirujuk ke rumah sakit Bhayangkara Ambon.
Sementara empat personel lainnya selamat yakni Aipda Hakim Tuharea, Aipda Riyadi Mulaicin, Bripka Michael Tampaty, dan Bripka La Ode Dedi.
Mobil pengangkut logistik dan personel pengamanan bergerak dari Kantor Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) hendak menuju Desa Waemite.
Selain 14 personel di dalam mobil dengan nomor polisi DE 1036 XX ini, juga terdapat logistik Pilkada yakni untuk 4 TPS desa Wemite, 8 kotak suara, 16 bilik suara, dan 4 bungkus kantong plastik.
Kepala Polda Maluku, Inspektur Jenderal Polisi Eddy S Tambunan mengatakan insiden kecelakaan serta perjuangan yang dilakukan menjadi pengingat bahwa tugas bhayangkara dalam menjaga keamanan dan keutuhan demokrasi sering kali dihadapkan pada tantangan besar.
"Kami berharap seluruh personel tetap waspada dan memprioritaskan keselamatan saat menjalankan tugas di lapangan," ucapnya.
Eddy S. Tambunan menegaskan kepedulian kepolisian berada di garis depan, sekaligus menginspirasi semangat pengabdian demi menjaga keutuhan NKRI.
Lebih dari sekadar logistik
Perjalanan panjang ini adalah bukti bahwa demokrasi di Indonesia dibangun di atas kerja keras yang tak selalu terlihat.
Di balik setiap kotak suara, ada cerita tentang perjuangan melawan alam, keterbatasan infrastruktur, dan cuaca yang tak bersahabat. Tetapi, di tengah semua itu, ada keyakinan bahwa suara rakyat harus dihargai dan dijaga.
Bagi sebagian besar dari kita, Pilkada mungkin hanya berarti datang ke TPS, mencoblos, lalu pulang. Namun, di balik momen singkat itu, ada kerja keras tak kenal lelah yang dimulai jauh sebelum hari pencoblosan.
Mereka yang mengantarkan logistik Pilkada adalah pejuang tanpa pangkat, yang bekerja dalam senyap demi memastikan setiap suara didengar.
Ketua KPU Maluku M. Shaddek Fuad menyampaikan apresiasi kepada tim di lapangan yang sigap menangani situasi ini dan memastikan logistik tetap terjaga demi kelancaran proses Pilkada.
Shaddeq meminta masyarakat tetap tenang dan percaya bahwa KPU berkomitmen penuh untuk menyelenggarakan Pilkada dengan transparansi dan integritas, meski menghadapi berbagai tantangan di lapangan.
Ketika kotak suara tiba di TPS, harapan rakyat turut hadir bersama mereka. Dari pegunungan tinggi hingga pulau kecil di tengah lautan, suara rakyat Indonesia disatukan dalam semangat demokrasi.
Perjalanan panjang logistik Pilkada bukan sekadar tugas mengantar barang, tetapi sebuah misi besar mengawal harapan rakyat.
Maka, saat kita mencoblos di TPS yang nyaman, ingatlah perjuangan mereka. bahwa di balik kotak suara itu, ada kerja keras tanpa pamrih, ada peluh dan air mata yang jatuh di medan berat. Perjalanan panjang ini mengajarkan kita bahwa demokrasi adalah milik semua, dan bahwa setiap suara, sejauh apa pun, tetap layak didengar.
Perjalanan panjang ini adalah kisah tentang kesetiaan pada janji demokrasi, dan tentang mereka yang tak kenal lelah mengantar harapan ke ujung-ujung negeri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Perjalanan panjang logistik Pilkada mengantar harapan demokrasi