Ambon (ANTARA) - Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa meminta Pertamina untuk membangun depot Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).
"Usulan pembangunan depot BBM di MBD telah saya sampaikan ketika saya masih menjadi anggota DPR RI, karena kondisi wilayah Maluku yang kepulauan sehingga akses BBM harus dikirim dari Fuel Terminal terdekat yaitu Saumlaki Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), " katanya di Ambon, Senin.
Ia mengatakan, Provinsi Maluku merupakan wilayah kepulauan yang membutuhkan perhatian khusus untuk distribusi BBM.
Wilayah kepulauan membuat distribusi BBM menggunakan transportasi multi moda yang dapat berdampak pada rantai pasokan yang panjang dan harga yang berbeda di masyarakat.
"Selain itu jika cuaca ekstrem maka terdampak pada keterbatasan stok BBM, karena harus dikirim dari Saumlaki atau Tual, " katanya.
Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) katanya, merupakan daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T) yang berbatasan langsung dengan Negara Timur Leste dan Australia.
"Sehingga harus mendapatkan perhatian serius dari PT Pertamina, untuk memberikan perhatian khusus dengan membangun Depot di Kabupaten MBD, " katanya.
Pemprov Maluku katanya, berkomitmen akan terus mendorong dan mendukung pemerataan distribusi BBM hingga ke pelosok.
Distribusi BBM yang tepat sasaran terwujud berkat dukungan berbagai pihak, salah satunya Pertamina dan Hiswana Migas.
"Karena itu saya minta Hiswana dan Pertamina dalam menjalankan fungsinya harus memastikan penyaluran BBM, terutama BBM bersubsidi dapat terlaksana dengan baik, tepat sasaran dan tepat volume, " katanya.
Ia menambahkan, yang terpenting adalah BBM subsidi didistribusikan ke masyarakat bukan beralih ke industri.
"Kondisi yang terjadi praktik tidak sehat yang dilakukan pelaku usaha, minyak subsidi untuk rakyat dijual ke industri, saya harap dapat ditindak tegas jangan sampai ada pelaku usaha yang mencari untung, sehingga masyarakat yang berhak dapat tidak menerima, " ujarnya.