Jakarta (ANTARA) - Carlos Alcaraz memperpanjang catatan kemenangan terbaik dalam kariernya menjadi 21 pertandingan ketika mengalahkan Jan-Lennard Struff pada babak ketiga Wimbledon, Jumat (4/7) waktu setempat atau Sabtu WIB.
Petenis Spanyol itu beberapa kali direpotkan oleh lawannya petenis Jerman yang memiliki pukulan keras. Namun, Alcaraz bertahan untuk meredam tekanan Struff, dengan 6-1, 3-6, 6-3, 6-4.
"Saya menderita di setiap service game yang saya lakukan hari ini," kata Alcaraz usai pertandingan, seperti disiarkan ATP.
"0-30, break point turun. Itu menegangkan. Ia terus menekan saya. Saya agak bertahan dan saya sangat senang bahwa saya mendapatkan break dan itu selesai."
Juara bertahan dua kali Alcaraz bertekad menjadi orang kelima di era tenis modern Open yang mengangkat tiga trofi Wimbledon berturut-turut dan kini telah memenangi 17 pertandingan terakhirnya di turnamen lapangan rumput major tersebut.
Dalam dua pekan yang mungkin bersejarah, Alcaraz juga berusaha untuk bergabung dengan Bjorn Borg dan menjadi petenis kedua dalam sejarah yang memenangi gelar ganda Roland Garros-Wimbledon dalam dua tahun berturut-turut.
Bulan lalu, Alcaraz meraih kemenangan dramatisnya di final Roland Garros dengan lima set selama lima jam, 29 menit melawan pemain No. 1 dunia Jannik Sinner.
"Saya tahu pada awalnya itu akan sangat sulit," Alcaraz menambahkan tentang kemenangannya melawan Struff.
"Saya harus benar-benar fokus pada setiap pukulan dan servis serta pengembalian bola saya. Saya pikir permainannya sangat cocok untuk lapangan rumput. Servisnya keras. Mendekati net sebisa mungkin."
"Saya sangat senang dengan semua yang telah saya lakukan hari ini. Berjuang, berlari, melakukan pukulan-pukulan hebat," ujar petenis berusia 22 tahun itu.
"Saya mencoba memanfaatkan peluang yang diberikannya kepada saya dalam pertandingan dan saya bangga dengan cara saya menang dalam empat set."
Alcaraz dan Struff bertemu untuk kelima kalinya dan unggulan kedua itu agresif di tahap awal. Petenis Spanyol itu membuat petenis Jerman itu tidak nyaman, terus-menerus menarik Struff dari sudut ke sudut dengan forehand-nya.
Seperti yang terjadi pada Alcaraz sebelumnya, termasuk dalam kemenangan babak pertama atas Fabio Fognini pada Senin (30/6), ia sempat kehilangan ritmenya. Petenis nomor 2 dunia itu hanya memenangi 53 persen poin servis pertamanya di set kedua dan berjuang untuk menantang servis Struff.
Namun, penurunan level Alcaraz hanyalah sebuah kemunduran. Ia menemukan konsistensi yang lebih baik di set ketiga untuk kembali unggul hingga akhirnya mengakhiri pertarungan melawan Struff, dan melaju setelah dua jam 25 menit.
Alcaraz selanjutnya akan melawan Andrey Rublev setelah unggulan ke-14 itu mengakhiri laju petenis kualifikasi Prancis Adrian Mannarino dengan kemenangan meyakinkan 7-5, 6-2, 6-3.
Hasil terbaik Rublev di Wimbledon diraih pada 2023 saat ia melaju ke perempat final. Petenis berusia 27 tahun itu akan mencoba menyamai capaian tersebut saat ia menghadapi Alcaraz dalam pertemuan keempat head to head mereka (2-1 Alcaraz).
Alcaraz mengejar gelar keenamnya musim ini, yang ditandai dengan gelar major kelimanya di Roland Garros dan gelar ATP Masters 1000 di Monte Carlo dan Roma.
Awal bulan ini, ia menang di The Queen’s Club untuk kedua kalinya, dengan kekalahan terakhirnya terjadi di final Barcelona pada April.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Alcaraz perpanjang kemenangan dengan melaju ke 16 besar Wimbledon