Jakarta (ANTARA) - Survei Katadata Insight Center (KIC) mengungkapkan mayoritas wali murid menilai Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang baru diterapkan pada tahun ini sebagai pengganti sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) mampu memeratakan akses pendidikan di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Research & Analytic Manager KIC Satria Triputra Wisnumurti dalam acara Membaca Suara Publik tentang SPMB di Jakarta Pusat pada Selasa (30/9).
"Dari hasil survei, 9 dari 10 responden menilai pelaksanaan SPMB berjalan dengan baik, lebih baik dari PPDB, dan sesuai dengan keinginan mereka," katanya melalui keterangan di Jakarta, Rabu.
Satria mengungkapkan sebanyak 63,7 persen responden merasakan manfaat berupa pemerataan akses pendidikan, disusul peningkatan transparansi (50,9 persen) serta berkurangnya dominasi sekolah favorit (49,8 persen).
Ia melanjutkan manfaat terbesar SPMB adalah pemerataan akses pendidikan yang dirasakan oleh 63,7 persen responden. Selain itu 50,9 persen menyebut transparansi seleksi meningkat, dan 49,8 persen menilai dominasi sekolah favorit berkurang.
Kemudian, sebanyak 48,2 persen responden mengapresiasi adanya kesempatan lebih besar bagi murid dari keluarga kurang mampu untuk bersekolah, 92,5 persen responden menilai pelaksanaan SPMB berjalan baik, sebanyak 88 persen menilai lebih baik dari PPDB, dan 90 persen menyebut sesuai dengan harapan.
"Kepuasan paling tinggi datang dari aspek tidak adanya biaya selama proses pendaftaran, diikuti dengan transparansi hasil seleksi serta kejelasan waktu pelaksanaan," ujar Satrio.
Terkait hal tersebut, Direktur Sekolah Menengah Atas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Winner Jihad Akbar menyebutkan formula penilaian memang berbeda di tiap daerah sesuai potensi lokal.
"Ada daerah yang lebih menekankan prestasi non-akademik, ada juga yang lebih fokus pada nilai rapor. Itu kami kawal, tapi tidak bisa disamaratakan karena kondisi daerah berbeda-beda," ungkapnya.
Winner menyebutkan ke depannya formulasi sistem akan terus menyesuaikan kebutuhan masyarakat.
"Ada yang bagus, ada juga yang belum. Itu terus kita kawal agar sesuai dengan potensi lokal, karena tiap daerah punya persebaran sekolah dan budaya yang berbeda," lanjutnya.
Winner menekankan persoalan mendasar dalam seleksi murid baru akan tetap ada selama daya tampung sekolah negeri belum merata.
"Kalau kualitas sekolah masih timpang dan akses layanan tidak tersedia di semua daerah, masalah akan tetap muncul. Karena itu kita terus bangun sekolah baru, tambah ruang kelas, renovasi sekolah rusak, dan tingkatkan kualitas guru," ucap Winner.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Survei: Mayoritas orang tua nilai SPMB mampu dongkrak akses pendidikan
