BUMN Hadir - siswa mengenal nusantara dibekali pengetahuan foto jurnalistik
Kamis, 16 Agustus 2018 7:12 WIB
Ambon, 16/8 (Antaranews Maluku) - 23 orang pelajar SMA dan sederajat asal provinsi Maluku yang akan mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) tahun 2018 di provinsi Riau dibekali pengetahuan tentang foto jurnalistik serta Vlog atau video blog yang saat ini lagi trend di kalangan generasi muda.
"Pengetahuan fotografi maupun foto jurnalistik sangat penting di era telekomunikasi dan informasi saat ini. Kegiatan ini tidak hanya digeluti para pewarta foto media, tetapi juga dilakoni masyarakat luas," kata fotografer Perum LKBN Antara Biro Maluku, Embong Salampessy, saat memberikan pembekalan kepada para siswa asal Maluku yang akan mengikuti program Kementerian BUMN tersebut, di Ambon, Rabu.
Menurut Embong yang juga Ketua Maluku Photo Club (MPC), salah satu organisasi fotografi tertua di Maluku, bidang dan ilmu fotografi saat ini tidak lagi menjadi "barang langka" dan mahal, disebabkan kecanggihan teknologi yang menghadirkan beragam telepon cerdas (smartphone) dengan harga terjangkau.
"Hanya saja kebanyakan masyarakat di Indonesia saat ini lebih banyak memanfaatkan kecanggihan telepon genggamnya yang dilengkapi berbagai fitur foto hanya untuk sekedar berswafoto atau narsis. Padahal kecanggihan teknologi smartphone dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan gambar-gambar berkualitas," katanya.
Jika pengguna telepon pintar mengerti dan memahami teknik fotografi terutama komposisi dan pencahayaan, maka gambar yang dihasilkan akan berkualitas dan mampu menjadi sebuah cerita.
"Sebuah foto berkualitas dan memenuhi standar fotografi akan menarik perhatian orang untuk melihat dan mengetahui peristiwa yang berhasil direkam seorang juru potret," ujarnya.
Embong berharap pembekalan singkat tentang foto jurnalistik dapat dipahami dan dimengerti serta diterapkan para peserta SMN asal Maluku untuk mengabadikan dan menghasilkan karya foto berkualitas di saat mengikuti pertukaran pelajar di provinsi Riau.
"Saya berharap saat kembali para siswa dapat mengabari atau memperlihatkan foto-foto menarik dan berkualitas yang berhasil direkam dengan kamera profesional maupun telepon genggam selama berada di provinsi Riau," ujarnya.
Sedangkan Ketua komunitas Baronda Ambon, Vander Christian Soukotta, menegaskan, siapa saja dapat membuat video blog (Vlog) berkualitas tentang berbagai kegiatan unit yang terjadi disekitarnya.
"Tidak perlu dengan kamera canggih. Cukup dengan telepon genggam yang saja seseorang sudah bisa membuat vlog berkualitas dan disiarkan melalui blog pribadi maupun akun media sosialnya," tegasnya.
Bahkan menurut pendiri komunitas yang banyak membuat video-video untuk mempromosikan keindahan pariwisata di Maluku, video pendek dengan kualitas baik dan teknik pengambilan gambar sesuai dapat memberikan dampak ganda kepada orang pembuatnya, terutama finansial.
"Karena itu jangan bosan atau jenuh untuk membuat video-video pendek berkualitas karena sangat diminati orang. Tema yang diangkat sangat beragam khususnya objek pariwisata, sosial dan budaya disekitar kita. Video berkualitas akan menarik perhatian banyak orang untuk menyaksikannya," katanya.
Selain foto jurnalistik dan vlog, para siswa asal 11 kabupaten/kota di Maluku tersebut juga mendapat pembekalan tentang materi jurnalistik, terutama cara menulis berita yang sesuai dengan kode etik jurnalistik (KEJ) dan bukan berita bohong.
"Pengetahuan fotografi maupun foto jurnalistik sangat penting di era telekomunikasi dan informasi saat ini. Kegiatan ini tidak hanya digeluti para pewarta foto media, tetapi juga dilakoni masyarakat luas," kata fotografer Perum LKBN Antara Biro Maluku, Embong Salampessy, saat memberikan pembekalan kepada para siswa asal Maluku yang akan mengikuti program Kementerian BUMN tersebut, di Ambon, Rabu.
Menurut Embong yang juga Ketua Maluku Photo Club (MPC), salah satu organisasi fotografi tertua di Maluku, bidang dan ilmu fotografi saat ini tidak lagi menjadi "barang langka" dan mahal, disebabkan kecanggihan teknologi yang menghadirkan beragam telepon cerdas (smartphone) dengan harga terjangkau.
"Hanya saja kebanyakan masyarakat di Indonesia saat ini lebih banyak memanfaatkan kecanggihan telepon genggamnya yang dilengkapi berbagai fitur foto hanya untuk sekedar berswafoto atau narsis. Padahal kecanggihan teknologi smartphone dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan gambar-gambar berkualitas," katanya.
Jika pengguna telepon pintar mengerti dan memahami teknik fotografi terutama komposisi dan pencahayaan, maka gambar yang dihasilkan akan berkualitas dan mampu menjadi sebuah cerita.
"Sebuah foto berkualitas dan memenuhi standar fotografi akan menarik perhatian orang untuk melihat dan mengetahui peristiwa yang berhasil direkam seorang juru potret," ujarnya.
Embong berharap pembekalan singkat tentang foto jurnalistik dapat dipahami dan dimengerti serta diterapkan para peserta SMN asal Maluku untuk mengabadikan dan menghasilkan karya foto berkualitas di saat mengikuti pertukaran pelajar di provinsi Riau.
"Saya berharap saat kembali para siswa dapat mengabari atau memperlihatkan foto-foto menarik dan berkualitas yang berhasil direkam dengan kamera profesional maupun telepon genggam selama berada di provinsi Riau," ujarnya.
Sedangkan Ketua komunitas Baronda Ambon, Vander Christian Soukotta, menegaskan, siapa saja dapat membuat video blog (Vlog) berkualitas tentang berbagai kegiatan unit yang terjadi disekitarnya.
"Tidak perlu dengan kamera canggih. Cukup dengan telepon genggam yang saja seseorang sudah bisa membuat vlog berkualitas dan disiarkan melalui blog pribadi maupun akun media sosialnya," tegasnya.
Bahkan menurut pendiri komunitas yang banyak membuat video-video untuk mempromosikan keindahan pariwisata di Maluku, video pendek dengan kualitas baik dan teknik pengambilan gambar sesuai dapat memberikan dampak ganda kepada orang pembuatnya, terutama finansial.
"Karena itu jangan bosan atau jenuh untuk membuat video-video pendek berkualitas karena sangat diminati orang. Tema yang diangkat sangat beragam khususnya objek pariwisata, sosial dan budaya disekitar kita. Video berkualitas akan menarik perhatian banyak orang untuk menyaksikannya," katanya.
Selain foto jurnalistik dan vlog, para siswa asal 11 kabupaten/kota di Maluku tersebut juga mendapat pembekalan tentang materi jurnalistik, terutama cara menulis berita yang sesuai dengan kode etik jurnalistik (KEJ) dan bukan berita bohong.