Ambon, 24/1 (ANTARA News) - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon, Corry Manulang menyatakan 70 persen sampah di Teluk Ambon didominasi sampah plastik.
"Dari 70 persen sampah di Teluk Ambon didominasi sampah plastik seperti kantong plastik dan botol minuman plastik," kata peneliti bidang pencemaran laut LIPI Ambon itu, Kamis.
Ia mengatakan, pihaknya sejak tahun 2017 fokus melakukan penelitian sampah plastik di kawasan teluk Ambon.
"Sejak tahun 2017 kami peneliti LIPI bersama tim Unpatti Ambon bergelut dengan sampah di laut yakni di teluk Ambon, kami fokus pada sampah plastik yang dibuang masyarakat," katanya.
Penelitian sampah yang dilakukan kata Corry, fokus di tiga lokasi di kota Ambon yakni PLN Poka, desa Kamiri Wayame, dan kawasan Tantui.
Setiap bulan pihaknya mengambil sampel sampah di tiga lokasi tersebut. Sampai saat ini sudah 11 kali dilakukan Pengambilan data dan sampel sampah di kondisi pasang surut yang sama setiap bulan dan di titik yang sama.
"Sampah kita angkut berkarung-karung dan kita analisa lebih dari 70 persen sampah di teluk ambon itu sampah plastik, bahkan kita juga meneliti sampai pada sampah mikro plastik terkecil yang bisa dimakan biota laut," ujarnya.
Ia mengakui, lokasi PLN Poka terjadi penurunan jumlah sampah, masyarakat tidak lagi membuang sampah di kawasan tersebut.
Hal ini berbeda dengan kawasan Wayame, di kawasan ini masyarakat membuang ke laut seperti jok motor, televisi, koper, ban bekas, hingga popok bayi.
"Yang kami temukan bukan lagi sampah dalam ukuran kecil seperti kantong plastik atau botol tetapi sampah besar yang dibuang masyarakat ke laut. Hal ini jelas memprihatinkan," tandasnya.
Ia menjelaskan, penelitian tersebut diakhir proyek pihaknya akan menyampaikan data ke pemerintah daerah sampah apa yang paling banyak ditemukan, jenis, berat dan lokasi yang paling banyak ditemukan sampah plastik.
Permalasahan sampah plastik di teluk Ambon bukan menjadi masalah Pemerintah Kota yakni Wali Kota, Wakil Wali Kota atau Dinas Lingkungan Hidup,Kebersihan dan Persampahan (DLHKP), tetapi menjadi masalah bersama warga kota.
"Hal tersebut harus dimulai dengan tidak membawa kantong plastik saat berbelanja di pasar tradisional tetapi membawa keranjang, serta tidak menggunakan botol plastik. Jika kita mampu disiplin dan tertib dan peduli akan sampah, maka masalh ini akan teratasi," tandas Corry.