Ternate (ANTARA) - Warga korban gempa di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara (Malut) yang berada di tempat pengungsian menyambut peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tahun 2019 dalam keprihatinan.
"Kami prihatin karena pada tahun-tahun sebelumnya dalam menyabut HUT RI kami menggelar berbagai kegiatan, seperti pertandingan olahraga, tetapi tahun ini tidak bisa karena berada di tempat pengungsian," kata warga Desa Yomen, Usman, salah satu daerah terdampak gempa di Halmahera Selatan ketika dihubungi dari Ternate, Sabtu.
Gempa bumi yang mengguncang Halmahera Selatan pada 14 Juli 2019 mengakibatkan warga di 38 desa harus di tampung di tenda pengungsian hingga saat ini, karena rumah mereka hancur setelah diguncang gempa.
Namun demikian menurut dia, warga korban gempa tetap merasa optimis dalam menyambut HUT Kemerdekaan RI dan berharap menjadi momentum bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib mereka.
Salah satu perhatian yang diharapkan warga korban gempa dari pemerintah adalah percepatan pembangunan hunian sementara yang sudah dijanjikan pascaterjadinya gempa agar mereka bisa pindah dari tenda pengungsian.
Usman mengakui warga korban gempa selama berada di tenda pengungsian tidak kekurangan bahan makanan karena selalu dipasok oleh pemerintah daerah setempat, tetapi untuk tidur sangat tidak nyaman, terutama anak-anak dan lanjut usia.
Hal lainnya yang juga sangat diharapkan warga korban gempa dari pemerintah adalah bantuan usaha agar mereka bisa kembali melakukan aktivitas usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga, di antaranya berupa bantuan sarana penangkapan ikan.
Sebelumnya Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba mengatakan, pemkab sudah mengusulkan anggaran sekitar Rp40 miliar ke pemerintah pusat untuk pembangunan hunian sementara bagi warga korban gempa di 38 desa, di antaranya di wilayah Gane Barat dan Gane Timur.
Hunian sementara yang akan dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebanyak 1.101 unit atau sesuai jumlah rumah warga yang hancur akibat gempa, yang diharapkan sudah bisa direalisasikan sebelum akhir 2019 ini.