"Peralatan yang rusak akibat naik turunnya voltage secara mendadak ini adalah laminaring dan freezer untuk penyimpanan sampel yang diambil dari masyarakat untuk diuji apakah seseorang positif terpapar virus corona atau tidak," kata Kepala Seksi Pengembangan Teknologi Laboratorium BTKLPP Ambon, F. Adrians di Ambon, Sabtu.
Sehingga, BTKLPP Ambon meminta dukungan DPRD Maluku untuk berkoordinasi dengan pihak PT. PLN agar bisa menjamin stabilitas arus listrik di kawasan Karangpanjang dan Kopertis, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
"Pengalaman pekan lalu, kami mohon dukungan pimpinan dan anggota DPRD Provinsi Maluku menyangkut pelayanan jasa listrik oleh pihak PT.PLN, kalau bisa jalur listrik di kawasan Karangpanjang dan Kopertis mendapatkan pengawasan ekstra," ujarnya.
Akibat tidak stabilnya arus listrik di kawasan itu yang terdapat gedung Kantor BTKLPP Ambon, menyebabkan dua peralatan, yakni laminaring dan freezer yang merupakan tempat penyimpanan sampel hangus terbakar.
Kalau sampelnya rusak tentu akan meresahkan masyarakat yang menunggu hasil tes usap mereka, dan BTKLPP juga memohon maaf kepada masyarakat terkait keterlambatan hasil pemeriksaan laboratorium.
Meskipun BTKLPP memiliki mesin genzet sendiri, arus listrik yang tidak stabil secara mendadak membuat peralatan mereka mengalami kerusakan.
Dikatakan, pada prinsipnya aktivitas pemeriksaan spesimen itu masih berjalan normal dan sampai 1 Oktober 2020, sudah dilakukan pengujian sampel sebanyak 14.525 spesimen.
Sampai Jumat, (2/10) 2020, spesimen yang tinggal dibaca hasilnya ada 200-an dan yang belum diproses sama sekali lebih dari 300 spesimen karena proses pengujiannya dilakukan secara bertahap.
Menurut dia, BTKLPP Ambon didukung tenaga analis 16 orang di laboratorium dengan masing-masing kualifikasinya. Mereka juga kelabakan dengan begitu banyaknya spesimen yang masuk, sementara barang habis pakai juga menjadi kendala. Oleh karena itu, DPRD dan Pemprov Maluku diminta memperhatikan keberadaan barang habis pakai tersebut.