Ambon (ANTARA) - Polsek Leihitu telah melakukan pendataan sementara terhadap belasan rumah penduduk maupun infrastruktur jalan yang mengalami kerusakan pada beberapa desa akibat cuaca ekstrem yang terjadi pada Selasa, (2/3).
"Anggota kami melakukan kegiatan patroli cipta kondisi serta memonitor pemukiman warga yang berada pada daerah pesisir pantai akibat cuaca ekstrim di wilayah Jazirah Leihitu," kata Kapolsek Leihitu, Iptu Julkisno Kaisupy di Ambon, Rabu.
Kegiatan patroli dilaksanakan oleh kepala SPKk 2 Polsek Leihitu Bripka M. Tomasoa bersama empat personel lainnya dan mendata rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan.
Menurut dia, dampak dari cuaca ekstrem berupa badai disertai tingginya gelombang laut sekitar 3 meter dan banjir menyebabkan pemukiman warga pesisir di Desa Wakal, Hitu Lama, dan Hitu Messing mengalami kerusakan.
Bahkan akibat abrasi, terjadi longsoran pada sebagian badan jalan di Desa Wakal dan tingkat kerusakannya mencapai sekitar 70 persen.
Dari pendataan sementara yang dilakukan anggota Polsek Leihitu, terjadi kerusakan pada dua rumah warga di Desa Wakal, Hitu Lama tiga rumah dan satu kios penjualan minyak tanah, serta 12 rumah rusak dan satu perahu milik warga Desa Hitu Messing tenggelam.
"Cuaca ekstrem telah menyebabkan kerusakan rumah warga seperti kondisi dapur ambruk, dinding roboh, dan rumah kemasukan air, hingga badan jalan nyaris terputus," ujar Kapolsek.
Selanjutnya personel patroli membantu para warga untuk bergotong royong membersihkan ruas jalan serta perumahan yang terkena dampak akibat cuaca ekstrim.
"Dari hasil pelaksanaan patroli tidak ditemukan korban jiwa. Namun, terdapat kerugian materil kerusakan dari beberapa rumah warga akibat hantaman ombak air laut dan tinggi gelombang," tandas Kapolsek.
Permukaan air laut serta hantaman ombak mulai berangsur-angsur normal atau surut sekitar pukul 18.00 WIT.