Kupang (ANTARA) - Tidak terasa sudah satu tahun lebih pandemi COVID-19 melanda dengan beragam dampak ikutan yang juga sangat dirasakan warga Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Begitu banyak warga kehilangan sumber pendapatan setelah pemerintah melakukan pembatasan aktivitas ekonomi setelah pemberlakuan PPKM Level IV hingga 20 Agustus 2021 sebagai upaya pengendalian laju penyebaran COVID-19 yang terus meroket di ibu kota provinsi berbasis kepulauan itu. Banyak tempat usaha milik pelaku usaha ditutup bahkan jam operasionalnya dibatasi guna mengurangi adanya potensi kerumunan warga yang berimbas terjadinya penularan virus corona.
Tidak hanya itu, sejumlah pelaku usaha memilih menutup tempat usahanya sebagai akibat sepi pengunjung karena warga kehilangan pendapatan yang menyebabkan daya beli masyarakat berkurang selama pandemi menerpa daerah ini. Kebijakan pembatasan itu sangat dirasakan dampaknya oleh warga dengan berkurangnya pendapatan masyarakat.
Hal itu diakui Pale (53) warga asal Jawa Timur yang membuka usaha kuliner di Oebobo, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Tempat usaha nasi goreng yang telah digelutinya belasan tahun terpaksa ditutup sejak pandemi melanda daerah ini.
"Sepi sekali. Kami memilih untuk menutup usaha bisnis kuliner karena tidak ada pembeli. Pengeluaran lebih besar dari pemasukan yang diperoleh setiap hari, sehingga kerugian yang diderita cukup besar," kata Pale yang berencana untuk kembali ke kampung halamanya di Kediri, Jawa Timur untuk memulai bisnis kecil-kecilan yang dianggap dapat menopang kehidupan keluarganya.
Dalam kegalauan para pelaku usaha UMKM yang semakin gelisah dengan minimnya pendapatan usaha, ternyata muncul gagasan Kapolda NTT, Irjen Pol Lotharia Latif yang membangun secercah harapan membantu membeli berbagai aneka makanan milik pelaku usaha di Kota Kupang agar usaha mereka kembali menggeliat.
Jenderal bintang dua itu merasa prihatin dengan pendapatan masyarakat di tengah masa pandemi COVID-19 yang kian berkurang selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Baca juga: Tips memilih dan menggunakan masker dengan benar cegah penularan COVID-19
Borong makanan
Kapolda berupaya membantu usaha kecil dan menengah di bidang kuliner dengan memborong makanan pada sejumlah warung kecil di ibu kota provinsi berbasis kepulauan itu. Ia memesan lebih dari 100 kotak makanan dari sejumlah warung di Kota Kupang untuk dibagikan secara graits kepada kelompok masyarakat yang sangat berdampak pandemi dan pemberlakuan PPKM ini.
Sejumlah warung yang mendapatkan pesanan makanan dari Kapolda NTT itu di antaranya warung makan Putra Giri di Kelurahan Oetete, Kecamatan Oebobo, warung Chamar di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kota Lama dan warung makan Milan di Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Winarno (59), pemilik warung makan Putra Giri bersyukur dengan adanya pesanan 100 kotak nasi ayam oleh orang nomor satu di jajaran Polda NTT itu. Diakuinya kalau masa pandemi COVID-19 ini sangat berpengaruh ada usaha rumah makan yang dirintisnya sejak puluhan tahun lalu setelah mulai menggeluti usaha kuliner di Kota Kupang.
Sebelum masa pandemi, warung yang bersebelahan dengan kantor Kelurahan Oetete ini ramai dikunjungi pelanggan, apalagi Winarno menyiapkan aneka makanan dan lauk dari ayam, sapi dan makanan sari laut yang sangat diburu penikmat makanan laut.
Namun sejak satu tahun lebih pendapatan menurun drastis. Jika sebelum masa pandemi setiap hari bisa mendapat pemasukan jutaan rupiah maka saat ini ia mendapat pemasukan di bawah Rp 1 juta. Ia pun terpaksa mengurangi menu makanan dan jumlah karyawan. Saat ini tersisa 3 karyawan yang membantunya.
"Kami benar-benar terpukul dengan pandemi COVID-19 ini. Sejumlah karyawan terpaksa saya rumahkan karena pendapatan kami sangat minim," katanya.
Ia bersyukur mendapat pesanan makanan dari Kapolda NTT sehingga sedikit membantu menambah pemasukan pada masa pandemi COVID-19. "Terima kasih bapak Kapolda NTT sudah membantu kami dan mempercayakan kami menyiapkan ratusan dos paket makanan untuk dibagikan kepada warga yang terkena dampak covid dan PPKM," ujarnya.
Ia mengakui kalau hal ini sangat membantu pihaknya terutama dalam membangkitkan ekonominya yang sedang lesu ditengah pandemi COVID-19
Hal yang sama dikemukakan Emma Herewila (38), pemilik warung Chamar bahwa sejak masa pandemi COVID-19, warung yang terletak di depan kampus Universitas Widya Mandira Kupang tutup dan tidak melayani makan ditempat. Ia hanya menerima pesanan makanan. Beruntung lembaga Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang selalu rutin memesan makanan saat ada acara wisuda maupun penerimaan mahasiswa baru. Ia juga bersyukur mendapat pesanan ratusan kotak makanan nasi ayam dari Kapolda NTT.
"Ini sangat membantu usaha kami. Kami menyiapkan makanan sehat dan fresh. Kami makin senang karena pesanan makanan dari bapak Kapolda akan disalurkan kepada warga yang sangat membutuhkan," katanya.
Sedangkan Bendelina Radja-Rihi, pemilih warung makan Milan juga mengaku kalau dalam masa pandemi dan pemberlakuan PPKM ini, banyak orang kehilangan pekerjaan dan usaha kuliner pun lesu karena sepinya pembeli dan pelanggan. "Kami bersyukur ada perhatian Kapolda NTT terhadap pelaku UMKM rumah makan. Selain membangkitkan ekonomi, pesanan makanan ternyata hendak dibagikan kepada warga kurang mampu. Ini benar-benar berkat bagi kami dan masyarakat," katanya seraya menambahkan pihaknya mendapat pesanan 200 kotak nasi ayam.
Baca juga: Bangkit di tengah keterbatasan di tengah pandemi
Bantu loper koran
Semangat gotong royong dalam membantu warga terdampak pandemi COVID-19 juga digaungkan oleh PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Nusa Tenggara Timur yang ikut membagikan 100 paket sembako melalui JR Merdeka Peduli Indonesia Tangguh-Indonesia Tumbuh.
Pembagian sembako di tengah kemeriahan perayaan ulang tahun ke-76 RI juga dilakukan PT Jasa Raharja Cabang Nusa Tenggara Timur pada sejumlah titik dengan sasaran pengemudi ojek daring, pengemudi angkutan umum, pekerja serabutan dan loper koran dan panti asuhan.
Kepala Cabang PT Jasa Raharja NTT Nasjwin mengatakan pembagian paket sembako merupakan bagian dari kepedulian Jasa Raharja dalam menghadapi pandemi COVID-19.
"Bantuan sembako ini merupakan bagian dari kepedulian Jasa Raharja kepada mereka yang terus berjuang menghadapi pandemi ini, saling peduli, saling membantu dan gotong royong dengan membagikan paket sembako ini merupakan salah satu wujud upaya Jasa Raharja dalam memeriahkan ulang tahun ke-75 Republik Indonesia," katanya.
Keberagaman bentuk kepedulian sosial hadir di masyarakat Kota Kupang dalam membantu warga yang terdampak secara sosial ekonomi.
Wali Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jefri Riwu Kore mengapresiasi kepedulian masyarakat terhadap berbagai pihak dalam menghadapi pandemi COVID-19 sehingga budaya gotong royong benar-benar diterapkan secara nyata dalam lingkungan masyarakat.
"Pemerintah Kota Kupang mengucapkan terimah kasih dan mengapresiasi terhadap berbagai pihak dengan cara-caranya masing-masing untuk membantu warga yang terdampak pandemi COVID-19 di Kota Kupang," katanya.
Baginya semangat gotong royong sangat dibutuhkan saat ini banyak warga yang terdampak pandemi seperti ini.
Kepekaan hati dan memiliki rasa solidaritas masyarakat terus diuji ditengah banyaknya warga Kota Kupang yang terdampak COVID-19 dengan hilangnya pendapatan setelah tempat usaha sebagai sandaran hidup ditutup karena sepi pengujung akibat daya beli masyarakat yang rendah.
Baca juga: Menyiasati problem orang tua di tengah pandemi, mengasuh dan WFH
Belajar budaya gotong-royong saat pandemi COVID-19 dari Kota Kupang
Senin, 23 Agustus 2021 9:57 WIB