Chicago (ANTARA) - Harga emas sedikit melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah terperosok menembus level psikologis 1.650 dolar namun menguat kembali mengembalikan sebagian besar kerugian awal karena dolar jatuh setelah data inflasi AS lebih kuat dari perkiraan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, turun tipis 0,5 dolar AS atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 1.677,00 dolar AS per ounce, setelah jatuh hampir 29 dolar AS sebelumnya ke level terendah dua minggu di 1.648,40 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 8,50 dolar AS atau 0,5 persen menjadi 1.677,50 dolar AS per ounce pada Rabu (12/10/2022), setelah terangkat 10,80 dolar AS atau 0,64 persen menjadi 1.686,00 dolar AS pada Selasa (11/10/2022), dan anjlok 34,10 dolar AS atau 1,99 persen menjadi 1.675,20 dolar AS pada Senin (10/10/2022).
Dolar melemah setelah data inflasi terbaru dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan The Fed masih jauh tertinggal dalam perjuangannya melawan tekanan harga.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap euro, yen, pound, dolar Kanada, krona Swedia dan franc Swiss, jatuh untuk pertama kalinya dalam tujuh hari, setelah mencapai level tertinggi dua minggu di 113,835.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (13/10/2022) bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,4 persen pada September berdasarkan penyesuaian musiman setelah naik 0,1 persen pada Agustus. Harga konsumen secara keseluruhan naik 8,2 persen dalam 12 bulan terakhir, lebih tinggi dari prediksi ekonom sebesar 8,1 persen.
Data inflasi yang lebih kuat dari perkiraan membantu meningkatkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve dalam pertemuan November.
Baca juga: Harga Emas merosot 8,50 dolar setelah data menunjukkan inflasi AS berlanjut