Ternate (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) menyatakan memerlukan banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten untuk profesi arsiparis untuk mengatasi hambatan dalam pengolahan dan pengelolaan kearsipan di instansi pemerintah daerah tersebut.
"Pemprov Malut belum memiliki SDM di semua tenaga arsiparis untuk melaksanakan tugas-tugas kearsipan, sehingga tidak heran apabila kondisi kearsipan di instansi tersebut kurang baik," kata Sekretaris Provinsi Malut Samsuddin A Kabd usai pelaksanaan Rakorda Kearsipan Provinsi Malut di Ternate, Kamis.
Karena itu, ia mengatakan Pemprov Malut akan berupaya meningkatkan kompetensi SDM kearsipan di Malut dengan meningkatkan kemampuan keterampilan arsiparis dan pelaksana/pengelola kearsipan melalui seminar, pelatihan, dan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), badan diklat, dan bimbingan teknis kearsipan.
Baca juga: Menparekraf: Jamu merupakan bagian dari identitas Indonesia
Selain itu, Pemprov Malut juga akan meningkatkan kompetensi pejabat struktural pengelola arsip di lembaga kearsipan daerah maupun satuan kerja perangkat daerah melalui pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh pusdiklat ANRI.
"Saya mendukung penuh kegiatan ini, sehingga ke depan kita dapat mengelola arsip secara baik dan benar," ujarnya.
Ia berharap pemenuhan kebutuhan terhadap SDM arsiparis di Malut jadi perhatian serius supaya bisa segera dipenuhi dalam upaya mendorong kerja-kerja kearsipan di instansi pemerintah daerah.
Sebelumnya, Kepala ANRI Imam Gunarto saat membuka kegiatan pelatihan di Ternate pada Rabu (9/11) menyampaikan, bahwa Malut memiliki sejarah yang cukup mendunia ketika didatangi oleh bangsa asing di mana hegemoni kekuatan kapitalis saat itu untuk menguasai Asia.
Menurut dia, kearsipan yang handal akan memudahkan pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan. Masalah pengelolaan arsip, lanjutnya, masih jadi pekerjaan rumah yang belum bisa dituntaskan oleh pemerintah di pusat dan daerah.
Bahkan, ia mengatakan pemerintah Indonesia sejauh ini masih belajar ke Leiden di Belanda, atau Inggris terkait arsip. Hal itu karena arsiparis belum bekerja secara maksimal untuk mengelola, apalagi untuk menyelamatkan arsip-arsip lama.
Ia berharap pelatihan yang berlangsung di lingkup Pemprov Malut bisa mengoptimalkan penyelenggaraan kearsipan sehingga arsip menjadi tertib lalu segera melakukan transformasi digital untuk pengelolaan ke depan.
Baca juga: ANRI dorong pemda di Maluku implementasikan E-Arsip