Singapura (ANTARA) - Saham-saham Asia menguat pada awal perdagangan Jumat, dan siap untuk mencetak kenaikan mingguan kelima berturut-turut setelah serangkaian data menyoroti ekonomi AS yang tangguh, mengangkat sentimen investor menjelang pertemuan kebijakan moneter bank sentral minggu depan.
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang terangkat 0,53 persen ke level tertinggi hampir sembilan bulan di 561,99 poin. Indeks, yang turun hampir 20 persen tahun lalu, naik sekitar 11 persen bulan ini dan berada di jalur untuk kinerja Januari terbaiknya.
Nikkei Jepang dibuka menguat 0,20 persen, sementara indeks Hang Seng Hong Kong dibuka 0,20 persen lebih tinggi setelah melonjak lebih dari 2,0 persen sehari sebelumnya. Pasar China Daratan masih tutup akan dibuka kembali pada Senin (30/1/2023) setelah liburan Tahun Baru Imlek.
Baca juga: Saham Asia menguat, pengaruh data pekerjaan AS gagal kejutkan pasar
Perekonomian AS tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada kuartal keempat karena konsumen mendorong belanja barang, data menunjukkan, tetapi itu bisa menjadi kuartal terakhir pertumbuhan PDB yang solid sebelum efek lambat dari kenaikan suku bunga jumbo Federal Reserve sepenuhnya terasa.
Laporan terpisah menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap ketat dan dapat menyebabkan Fed mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.
Serangkaian data pada Kamis (26/1/2023) telah meningkatkan harapan investor akan soft landing - sebuah skenario di mana inflasi mereda dengan latar belakang pertumbuhan ekonomi yang melambat namun tangguh.
Wall Street mengakhiri sesi berombak lebih tinggi semalam karena harapan tersebut.
"Sementara itu berita utama yang kuat, bersama dengan angka di bawah 200 ribu lainnya untuk klaim pengangguran mingguan, menunjukkan bahwa ekonomi AS bertahan kuat setelah pengetatan Fed yang cepat, detailnya masih tidak merata," kata ahli strategi Saxo.
Baca juga: IHSG Jumat pagi dibuka menguat 45,2 poin
Pasar berjangka memperkirakan probabilitas 94,7 persen untuk kenaikan Fed 25 basis poin Rabu depan (1/2/2023) dan memperkirakan suku bunga Fed di 4,45 persen pada Desember mendatang, atau lebih rendah dari tingkat 5,1 persen yang telah diproyeksikan pejabat Fed hingga tahun depan.
Data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS yang akan dirilis pada pukul 13.30 GMT akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang inflasi.
"Impuls disinflasi cenderung meregang lebih jauh, seperti yang telah terbukti dari rilis IHK (Indeks Harga Konsumen) akhir-akhir ini, kemungkinan terus membangun kasus untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin oleh Fed minggu depan," kata ahli strategi Saxo.
Minggu depan juga akan menampilkan pertemuan Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa yang akan menunjukkan jalur kebijakan moneter yang kemungkinan akan diambil oleh bank-bank sentral.
Di tempat lain di Jepang, harga konsumen inti di Tokyo, indikator utama tren nasional, naik 4,3 persen pada Januari dari tahun sebelumnya, menandai kenaikan tahunan tercepat dalam hampir 42 tahun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Saham Asia dibuka di tertinggi 9-bulan setelah data ekonomi AS kokoh