15 Ribu Anakan Bakau Ditanam di Ambon
Sabtu, 9 April 2011 14:58 WIB
Sebanyak 15 ribu anakan bakau ditanam di pesisir pantai Negeri Passo dan Negeri Lama, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, serta Desa Tial, Suli dan Waai, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Sabtu.
Aksi penanaman ribuan bakau yang dicanangkan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu yang diwakili Staf Ahli Bidang kemasyakatan dan SDM, Berthy Papilaja, dalam rangka peringatan HUT ke-29 paroki St Joseph Passo dan diikuti ribuan umat Katolik dari gereja tersebut.
Gerakan dengan tema "sain Joseph Green" itu, menurut Ketua Panitia Pelaksana, J. Sirwutubun, sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi lingkungan pesisir yang semakin kritis akibat penebangan bakau (mangrove) secara sembarangan oleh masyarakat.
Selain itu membantu pemerintah dalam penataan lingkungan hidup, bersih, sehat dan selalu hijau, serta meningkatkan hubungan harmonis dan damai antara umat Paroki dengan warga di sekitar lingkungan paroki.
"Melalui aksi penanaman 15 ribu pohon ini diharapkan, wilayah pesisir Kota dan Pulau Ambon akan kembali hijau sekaligus berdampak bagi peningkatan ekonomi masyarakat di masa mendatang," katanya.
Ia mengakui, aksi penanaman ribuan bakau yang mendapat dukungan Pemprov Maluku, Pemkot Ambon, lembaga caritas, Ambon Manise Institut (AMI) dan berbagai pihak lainnya itu, juga dalam rangka menumbuh kembangkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, terutama pesisir pantai, sehingga berdampak mengatasi berbagai bencana alam.
Gubernur Maluku, Karel Ralahalu dalam sambutan yang disampaikan Berthy Papilaja, menegaskan akan fungsi pentingnya tanaman bakau untuk menjaga kestabilan garis pantai dan melindungi dari abrasi serta menahan dan menyerap angin laut yang kencang.
Selain itu juga berfungsi sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang mampu menghasilkan oksigen bermanfaat bagi manusia, hewan dan tumbuhan, di samping menyerap karbondioksida yang merugikan.
Bakau juga berfungsi biologis sebagai kawasan berlindung, bersarang dan tempat berkembang biak burung atau biota laut lainnya, serta menjadi habitat alami berbagai jenis makhluk hidup baik yang hidup di darat maupun laut.
Sedangkan fungsi ekonomi sebagai lahan pekerjaan bagi masyarakat sekitar karena hutan bakau dapat dibudidayakan dan menghasilkan kayu bakar, arang dan alkohol.
"Paling penting hutan bakau akan menjadi habitat berkembang biak berbagai biota laut bernilai ekonomis tinggi di pasaran. Oleh karenanya keberadaan hutan bakau perlu dijaga dan dilestarikan," katanya.
Menurutnya, masalah pemanasan global saat ini tidak hanya menjadi percakapan antarbangsa, tetapi telah menjadi masalah serius karena dampaknya sangat mempengaruhi lingkungan hidup secara global.
Ia berharap, aksi penanaman ribuan bakau ini harus terus digalakkan oleh berbagai komponen masyarakat baik di Ambon maupun Maluku pada umumnya, sehingga di masa mendatang dapat berfungsi untuk menangkal berbagai bencana, termasuk tsunami.
Gubernur percaya aksi penanaman ribuan bakau itu akan berdampak luas di kalangan masyarakat dan makin banyak orang temotiviasi untuk terlibat proaktif menyelamatkan lingkungan sebagai bagian tanggung jawab bersama.
Ia juga meminta seluruh masyarakat Maluku menjaga kelestarian lingkungan hidup di daerah ini baik laut maupun darat, sehingga berdampak bagi kesejahteraan anak cucu di masa mendatang.