Ternate (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan di Provinsi Maluku Utara sejak Januari hingga awal Maret 2023 mencatat 520 kasus diare dan beberapa di antaranya menyebabkan kematian.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan Asia Hasyim, kasus penyakit diare kebanyakan dilaporkan terjadi di Pulau Obi, yang merupakan daerah pertambangan.
"Pulau Obi dengan kasus pertama dan kasus tertinggi di Kabupaten Halmahera Selatan, bahkan tiga orang dilaporkan meninggal dunia (di sana)," katanya kepada ANTARA di Labuha, ibu kota Kabupaten Halmahera Selatan, Jumat.
Baca juga: Dokter ingatkan waspada dehidrasi pada anak diare yang bisa sebabkan kematian
Menurut laporan petugas kesehatan, ia mengatakan, penyakit diare menyerang anak berusia di bawah lima tahun hingga orang dewasa.
Asia mengatakan bahwa kasus penyakit diare di Pulau Obi tidak lepas dari masalah persediaan air bersih di daerah pertambangan tersebut.
Oleh karena itu, ia melanjutkan, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan perusahaan dan pemerintah desa mengupayakan persediaan air warga bebas dari cemaran bakteri dan kuman penyebab penyakit dengan membagikan Kaporit untuk disinfeksi air guna mencegah peningkatan kasus diare.
"Kami juga telah mendistribusikan obat-obatan ke puskesmas," katanya.
Baca juga: Dinkes Maluku tangani kasus diare di Banda
Selain itu, Asia menekankan pentingnya kebersihan lingkungan serta penerapan pola hidup bersih dan sehat dalam upaya pencegahan diare.
Penyakit diare, yang membuat penderitanya sering buang air besar dengan kondisi tinja encer, umumnya terjadi akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit.
Diare dapat dicegah dengan selalu menjaga kebersihan diri, memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam keadaan bersih dan sudah dimasak sampai matang, serta mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir seusai aktivitas.
Ketika terserang diare, tindakan penanganan paling penting yang harus dilakukan adalah mencegah dehidrasi dengan minum larutan oralit yang terbuat dari campuran air, gula, dan garam.
Selain itu, orang yang terserang diare disarankan mengonsumsi cairan elektrolit alami seperti air kelapa serta mengonsumsi obat diare sesuai anjuran.
Baca juga: Tiga warga SBT meninggal akibat wabah diare dan gizi buruk