Ambon (Antara Maluku) - Arus mudik melalui pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah, pada H-3 Lebaran 1432 Hijriah atau Sabtu, mulai meningkat.
Pantauan ANTARA, ratusan warga yang akan mudik dari Ambon menuju kampung halamannya di Pulau Seram, Haruku, Saparua dan Nusalaut, telah memadati pelabuhan rakyat itu, sejak Sabtu pagi, untuk berangkat dengan sejumlah kapal cepat maupun feri yang disiapkan.
Sebanyak tiga kapal cepat diberangkatkan dari pelabuhan Tulehu, terlihat dijejali penumpang yang akan mudik ke kampung halamannya. Para penumpang dengan berbagai barang bawaannya terlihat saling berdesak-desakkan untuk masuk melalui ruang tunggu pelabuhan.
KM. Bahari-1B yang berangkat dari Tulehu tujuan pulau Saparua, terlihat dijejali penumpang yang akan pulang ke kampung halamannya, bahkan sebagian penumpang rela berdiri karena tidak kebagian kursi serta sebagian lain terpaksa menempati bagian luar kapal.
Sebanyak 250 tiket sesuai kapasitas tempat duduk pada kapal itu telah habis terjual sejak pagi. Sebagian pemudik yang tidak kebagian tiket tetap memaksakan diri untuk berangkat dengan kapal tersebut, apalagi diperbolehkan oleh petugas.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Pelabuhan Tulehu, penumpang yang mudik dengan KM. Bahari 1B menuju Saparua sebanyak 190 orang, sedangkan saat kembali dari sana hanya mengangkut 50 orang penumpang.
Dari pantauan, jumlah penumpang yang berangkat dengan kapal cepat itu melebihi jumlah penumpang yang disebutkan, karena banyak juga yang berangkat tanpa tiket dan tidak kebagian tempat duduk selama perjalanan.
Sedangkan dalam pelayaran keduanya siang hari, kapal ini juga mengangkut 150 orang ke Saparua dan kembali dengan 70 orang penumpang.
KM. Cantika Torpedo dari pelabuhan Tulehu menuju Amahai, juga terlihat dipadati calon penumpang yang akan mudik.
Laporan yang diterima dari kantor Pelabuhan Tulehu, kapal cepat itu mengangkut 300 orang penumpang pagi tujuan amahai jam 09.00 WIT penumpang naik 300 dan turun125 orang, sedangkan pelayaran kedua mengangkut 105 orang dan kembali menurunkan 125 orang penumpang di pelabuhan Tulehu.
Sementara KM. Bahari-2 dengan tujuan Desa Nalahia, Pulau Nusalaut pada pagi hanya menyangkut 89 orang dan balik dengan 40 orang penumpang.
Kepala Kantor pelabuhan Tulehu, Eddy Paays, membenarkan, arus mudik penumpang melalui pelabutan tersebut mulai meningkat, tetapi jumlahnya masih jauh di bawah jumlah penumpang yang mudik pada lebaran tahun 2010.
"Arus mudik dari Tulehu mulai meningkat, karena telah memasuki liburan panjang, tetapi jumlahnya masih tergolong sedikit dan mbelum mencapai puncaknya jika dibanding dengan libur Lebaran 2010," katanya.
Pihaknya, tandas Eddy Paays, memberlakukan sistem tiba berangkat untuk setiap kapal yang melayani arus mudik, sehingga tidak terjadi penumpukkan penumpang di pelabuhan tersebut.
"Setiap kapal yang tiba di pelabuhan Tulehu, telah diinstruksikan untuk segera mengangkut penumbang dan kembali berangkat ke pelabuhan tujuan. langkah ini agar tidak terjadi penumpukkan dan menimbulkan kemarahan warga yang akan mudik," katanya.
Dia memperkirakan arus mudik dari dan ke pelabuhan terseut akan mencapai puncai pada H-1 jelang Lebaran.
KMP Samandar diperbantukan
Untuk mengantisipasi semakin padatnya arus pemudik, Kantor Pelabuhan (Kanpel) Tulehu pun menarik kapal motor penyeberangan (KMP) feri Samandar yang beroperasi mengangkut penumpang dari Dermaga Hunimua, Desa Liang (Pulau Ambon), Maluku Tengah, untuk membantu mengangkut pemudik kendaraan bermotor yang akan mudik di pelabuhan Tulehu,
Kepala Kanpel Tulehu, Eddy Paays, di Ambon, Sabtu, membenarkan pihaknya menarik keluar feri samandar dari jadwal operasinya di Hunimua, untuk mengangkut pemudik kendaraan bermotor yang mulai menumpuk di pelabuhan Tulehu.
"Sebenarnya feri Layur telah diberangkatkan pada pagi hari dengan mengangkut delapan mobil dan pemudik yang menggunakan puluhan sepeda motor. Tetapi karena kapasitasnya terbatas dan sebagai warga yang akan mudik belum terakhut, sehingga kami terpaksa menarik feri samandar untuk membantu mengangkut pemudik," ujarnya.
Eddy Paays mengakui, KMP Samandar memang dipersiapkan untuk sewaktu-waktu diperbantukan mengangkut pemudik dari pelabuhan Tulehu, terutama yang menggunakan sepeda motor, mobil pribadi maupun truk pengangkut kebutuhan pokok dengan tujuan, Pulau Haruku dan Saparua.
KMP Samandar mengangkut 15 mobil (sebagian besar truk pengangkut sembako) serta sekitar 80-an pemudik menggunakan sepeda motor. Itu pun masih ada yang belum terangkut.
Puluhan pemudik dengan sepeda motor yang tiba belakangan di pelabuhan Tulehu juga memaksakan diri untuk naik ke KMP tersebut, padahal kondisinya sudah sangat padat dan tidak bisa lagi mengangkut sepeda motor.
Petugas pelabuhan maupun ABK KMP tersebut, telah meminta pengertian pengguna sepeda motor untuk turun dan menunggu kapal penyeberangan itu kembali untuk mengangkut mereka, tetapi warga tidak mau turun karena khawatir feri tersebut tidak akan kembali lagi.
Setelah dilakukan pembicaraan intensif, akhirnya warga bersedia turun dengan sepeda motornya dan menunggu di pelabuhan, karena baik pihak Kanpel Tulehu maupun nakhoda dan ABK KMP Samandar menjamin akan kembali untuk mengangkut mereka, setelah terlebih dahulu menurunkan pemudik dengan kendaraan bermotor di dermaga Desa Rohomoni, Pulau Haruku.
Eddy Paays mengakui, warga yang mudik menggunakan ferry semakin meningkat, karena mereka bisa membawa kendaraan bermotornya ke kampung halaman.
"Kami tetap berusaha memberikan pelayanan prima serta mengangkut semua calon penumpang yang akan mudik ke kampung halaman, termasuk yang menggunakan kendaraan bermotor, namun terpenting adalah pengertian warga untuk bersabar dan mengikuti aturan yang telah dikeluarkan," katanya.