Ambon (ANTARA) - Ketua Umum Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Uni Lubis menyatakan, jurnalis perempuan di Maluku harus paham jurnalisme damai dalam setiap pemberitaan.
"Jurnalisme damai dan konflik penting dipahami Jurnalis perempuan dalam pemberitaan konflik agar pemberitaan yang dilakukan lebih berimbang dan akurat," katanya saat pelatihan peningkatan kapasitas jurnalis perempuan di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan, Maluku merupakan wilayah yang berpotensi terjadi konflik, karena itu sebelum konflik terjadi jurnalis harus memiliki kepekaan dengan melihat tanda zaman.
"Peliputan di daerah konflik menjadi tantangan berat bagi jurnalis perempuan, karena itu harus lebih peka dan profesional dalam meliput dan menyampaikan informasi melalui pemberitaan," katanya.
Uni menyatakan, mentalitas seorang jurnalis perempuan menjadi faktor penting yang harus diperhatikan, karena itu jurnalis harus diberi bekal dan pemahaman yang cukup terkait liputan di daerah konflik dengan tetap menerapkan jurnalisme damai.
"Peran jurnalis perempuan harus tidak boleh kalah pintar dengan jurnalis laki- laki, sehingga harus dibekali dengan pelatihan dan peningkatan kapasitas agar lebih baik," ujarnya .
FJPI mendukung seluruh upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas jurnalis perempuan Indonesia khususnya di Maluku.
"Kami berharap melalui pelatihan yang dilakukan jurnalis perempuan lebih matang, tidak hanya jurnalistik, tetapi diberbagai bidang," ujarnya.
Sementara itu ketua FJPI cabang Maluku, Frida Rayman menyatakan, workshop peningkatan kapasitas jurnalis perempuan dilakukan untuk membekali para jurnalis di Maluku, agar dapat memahami peran dan fungsi jurnalis yang profesional dan berkarakter.
Kegiatan tersebut diikuti 60 orang jurnalis perempuan di Kota Ambon, dengan menghadirkan tiga narasumber yakni jurnalis senior, pembina FJPI Maluku dan praktisi hukum.
FJPI ingatkan jurnalis perempuan di Maluku harus paham jurnalisme damai
Sabtu, 20 Mei 2023 19:46 WIB