New York (Antara Maluku) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Senin (15/10), menyerukan pemberdayaan lebih lanjut perempuan pedesaan dan diakhirinya diskriminasi yang menghalangi mereka mewujudkan potensi totalnya.
"Perempuan pedesaan menghasilkan lebih banyak pangan di dunia, peduli pada lingkungan hidup dan membantu mengurangi resiko bencana di masyarakat, namun terus menghadapi kerugian dan diskriminasi yang menghalangi mereka mewujudkan potensinya," kata Ban di dalam pesan saat memperingati Hari Internasional Perempuan Pedesaan --yang jatuh pada 15 Oktober.
"Pemberdayaan perempuan pedesaan itu penting guna mengakhiri kelaparan dan kemiskinan. Dengan menolak kesempatan dan hak kaum perempuan, kita menolak masa depan yang lebih baik buat anak mereka dan masyarakat," kata Ban sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa pagi.
Ia menyatakan bahwa kenyataan setiap hari buat sangat banyak perempuan pedesaan adalah mereka tak memiliki lahan yang bisa mereka tanami dan tak diberi layanan keuangan yang dapat mengentaskan mereka dari kemiskinan.
Di dalam pesannya, pemimpin PBB tersebut mengatakan perempuan pedesaan seringkali hidup tanpa jaminan gizi dasar, layanan kesehatan dan fasilitas seperti kebersihan dan air bersih, sementara pekerjaan perawatan tanpa bayaran menjadi beban berat bagi mereka dan menghalangi mereka memperoleh akses ke lapangan kerja berbayar.
"Ketika keamanan gizi dan pangan ditingkatkan, perempuan pedesaan memiliki lebih banyak kesempatan guna menemukan pekerjaan yang layak dan menyediakan peluang pendidikan lebih besar dan kesehatan anak mereka," kata Ban.
"Dengan akses yang sama ke lahan, kredit dan sumber daya produktif, perempuan pedesaan dapat meningkatkan produktivitas mereka serta menjual barang mereka. Sebagai anggota masyarakat yang sama, perempuan pedesaan dapat meningkatkan suara mereka sebagai pengambil keputusan dan mendorong pembangunan yang berkesinambungan."
Ban menyatakan PBB baru-baru ini meluncurkan program lima tahun yang diberi judul "Accelerating Progress toward the Economic Empowerment of Rural Women", yang berusaha memberdayakan perempuan pedesaan dan meningkatkan keamanan pangan.
"Dunia makin mengakui peran penting yang dimainkan perempuan dalam pembangunan perdamaian, keadilan dan demokrasi," kata Sekretaris Jenderal itu.
"Saat kita mendekati tenggat 2015 bagi tercapainya Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs), sudah tiba waktunya untuk menanam modal lebih besar pada perempuaan pedesaan, melindungi hak mereka, dan meningkatkan status mereka."
"Pada Hari Internasional ini, saya menyeru semua mitra agar mendukung perempuan pedesaan, mendengarkan gagasan dan suara mereka, dan menjamin semua kebijakan menanggapi tuntutan dan kebutuhan mereka," tambahnya.
Hari Internasional Perempuan Pedesaan pertama diperingati pada 15 Oktober 2008. Hari internasional baru itu, yang ditetapkan oleh Sidang Majelis Umum PBB di dalam satu resolusi pada 18 Desember 2007, mengakui sumbangan dan peran penting perempuan pedesaan, termasuk perempuan dari suku asli, dalam meningkatkan pembangunan pertanian dan pedesaan, mengembangkan keamanan pangan dan menghapuskan kemiskinan di pedesaan. (C003)