Ternate (ANTARA) - Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Maluku Utara (Malut) mencatat ekspor komoditas perikanan provinsi itu pada 2023 mengalami peningkatan positif dibandingkan 2022.
Kepala BKHIT Malut, Willy Indra Yunan dihubungi, di Ternate Selasa, menjelaskan adanya peningkatan dari sisi volume komoditas perikanan yang diekspor dari Maluku Utara berdampak terhadap meningkatnya nilai ekspor produk perikanan.
Pihaknya mencatat, untuk volume ekspor produk perikanan nonhidup (beku kering) naik 83,07 persen jika dibandingkan dengan 2022.
Selama 2023 tercatat sebanyak 971 ton ikan non hidup dilalulintaskan keluar Maluku Utara. Sedangkan untuk komoditas hidup meningkat 21,12 persen dibandingkan 2022.
Pada 2023 tercatat sebanyak 49.950 ekor ikan dilalulintaskan atau meningkat dibandingkan 2022 yang hanya 36.285 ekor.
Dari sisi nilai ekspor komoditas ikan pada 2023 mencapai Rp133 miliar meningkat sebesar 75,38 persen jika dibandingkan dengan 2022 yang hanya Rp76 miliar.
"Selama 2023 telah terbit sebanyak 306 lembar Health Certificate (HC) ekspor," kata Willy.
Dia menyebut, ikan tuna menjadi produk yang paling banyak diekspor dari Maluku Utara ke beberapa negara seperti Vietnam, Thailand, Amerika, Singapura, Korea dan Malaysia.
Kemudian kepiting bakau menjadi komoditas hidup dominan yang di ekspor ke Singapura.
"Negara Vietnam, Filipina dan Thailand masih menjadi pasar utama Ekspor komoditas ikan non hidup dari Maluku utara dengan volume 196.432 kilogram, Filipina 148.740 kilogram dan Thailand sebanyak 113.093 kilogram," kata Willy.
BKHIT: Ekspor komoditas perikanan Malut meningkat pada 2023
Selasa, 23 Januari 2024 15:06 WIB