Ambon (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku mengoptimalkan penerapan aspek-keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melalui pelatihan Health, Safety, Security and Environment (HSSE).
Pelatihan HSSE diikuti 225 peserta yang tergabung dalam Pekerja dan Mitra Kerja Pertamina berupa pelatihan keadaan darurat rumah tangga, Fire Refreshment dan Defensive Driving Training, kata Region Manager Health, Safety, Security and Environment (HSSE) Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Aris Sinta, Senin.
Ia mengatakan, pelatihan HSSE yang dilaksanakan merupakan bagian yang sangat penting dalam menjaga keamanan dan kesehatan di lingkungan kerja.
Dari materi yang diberikan, diharapkan adanya peningkatan kesadaran dan pengetahuan para pekerja mengenai praktik keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja yang perlu diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari.
Dalam pelatihan HSSE tersebut, peserta dituntut mempelajari berbagai aspek seperti pemahaman tentang risiko dan bahaya yang mungkin terjadi, langkah pencegahan yang perlu diambil, serta tindakan darurat yang perlu dilakukan dalam situasi yang mengancam keselamatan.
"Peserta diberikan materi aspek HSSE di antaranya berupa Security Awareness, Threat Security, Keselamatan Kerja Industri Rumah Tangga, Fire Risk Analysis, Pertolongan Pertama, Keadaan Darurat Rumah Tangga dan Driving Safety.
"Diharapkan pengetahuan dasar untuk penanganan keadaan darurat dapat diimplementasikan juga di lingkungan keluarga pekerja dan mitra kerja," katanya.
Sementara itu Analyst Marketing Channel & HSE Project Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Sigit Irfan Hilmy menjelaskan keselamatan kerja tentu menjadi prioritas bersama.
Seperti dalam pelatihan gas tester, banyak pengetahuan dasar serta membutuhkan peralatan khusus dalam mengamankan ruangan agar terbebas dari gas berbahaya yang bisa mengancam keselamatan jiwa.
"Kita harus memastikan di area tersebut aman dari gas berbahaya. Masuk ke ruang terbatas atau tertutup seperti di dalam tangki. Kita harus tahu cara menggunakan alat gas detektor," ujar Sigit.
Hampir seluruh materi dalam pelatihan sebagai upaya pencegahan kondisi fatal dalam suatu potensi insiden yang ada di lingkungan kerja.
“Jadi preventif atau pencegahan, untuk memberikan titik awal para peserta untuk bisa bersiap kapan saja terjadi walaupun sering sekali kita dihadapkan pada kondisi yang belum tentu kita siap,” kata Sigit.*