Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu Din Syamsuddin menekankan hari raya Idul Fitri 1445 H menjadi momentum baik bagi umat Islam untuk melakukan perubahan diri yang pada akhirnya berdampak terhadap perbaikan kehidupan masyarakat.
Dalam khutbah Shalat Idul Fitri di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, sebagaimana salinan naskah yang diterima di Jakarta pada Rabu, ia menilai kehidupan sebagian umat Islam saat ini sangat memprihatinkan karena hanya mengedepankan hak daripada kewajiban hingga mewajarkan kecurangan dan jalan pintas.
“Mereka menikmati kebebasan sebagai hak asasi dengan melupakan kewajiban atau tanggung jawab asasi. Sebagai akibatnya, mereka merasa bebas untuk berdagang walau secara curang, dan kemudian berkacak pinggang di atas penderitaan orang lain dalam perekonomian yang senjang. Kebebasan itu juga mengejawantah dalam hasrat mempertahankan kekuasaan walau mengabaikan etika,” tegasnya.
Sebagai akibatnya, sambung dia, demoralisasi terselubung kini menjelma dalam kehidupan bangsa, yang terlihat melalui abainya bangsa terhadap berbagai bentuk kekerasan, pembunuhan, perzinahan, pencurian, korupsi, pemakaian narkoba, bahkan penyalahgunaan dan penyelewengan amanat jabatan.
Oleh karena itu, Idul Fitri menurutnya menjadi momentum yang tepat untuk kembali mengingatkan seluruh umat Islam agar saling mengubah diri ke arah yang lebih baik sehingga memberi perubahan terhadap kehidupan bersama yang mengalami kerusakan.
“Momentum perubahan pertama dan utama adalah kembali ke fitrah kemanusiaan sejati, yaitu kepribadian suci dan kuat. Setelah itu, barulah momentum perubahan kedua, yakni melakukan perubahan terhadap kehidupan bersama yang mengalami kerusakan, tanggung jawab melakukan Amar Makruf Nahyi Munkar terhadap kehidupan bangsa yang masih diliputi kemungkaran struktural,” jelasnya
Dengan demikian, umat Islam sebagai Khairu Ummah dapat berperan dalam mewujudkan cita-cita nasional, yakni Indonesia yang maju, adil, makmur, berdaulat dan bermartabat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Din Syamsuddin tekankan Idul Fitri sebagai momentum perubahan