Ambon (ANTARA) - Universitas Pattimura (Unpatti) bersama perusahaan swasta bekerja sama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut lewat program praktisi mengajar hingga magang industri.
"Ini merupakan kerja sama dengan perusahaan industri pangan nasional, kami berharap melalui kerja sama ini, tidak hanya meningkatkan kompetensi para dosen dan kemampuan akademik para mahasiswa, tetapi juga mendorong kewirausahaan di Unpatti," kata Rektor Unpatti Prof Freddy Leiwakabessy di Ambon, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa kerja sama dengan Bogasari itu membentuk mahasiswa tidak hanya berani menyeberang pulau untuk menggali ilmu di dunia industri sekelas Bogasari, tetapi juga kembali dengan membawa ilmu dan gagasan baru di dunia kampus.
Bentuk kegiatan Bogasari mengajar ini beragam, mulai dari magang indsutri, kelas praktisi mengajar, penguji kompetensi, hingga kunjungan industri. Target peserta CSR Bogasari Mengajar ini adalah siswa SMK, SMA dan mahasiswa perguruan tinggi.
Dalam menjalankan CSR bogasari mengajar ini sudah berlangsung 20 tahun lebih, ada yang berdasarkan kerja sama nota kesepakatan (MoU) ada juga yang tidak.
Sementara itu Kepala Divisi Bogasari Franciscus Welirang mengatakan sebagai industri nasional pertama yang bulan November nanti ini memasuki usia setengah abad lebih atau 53 tahun, CSR ini mulai menjangkau wilayah Indonesia Timur yakni dengan membuat kesepakatan dan kesepahaman (MoU) dengan Universitas Pattimura, Ambon, Provinsi Maluku.
“Unpatti mewakili salah satu kampus ternama dan besar di wilayah Indonesia Timur. Provinsi Maluku juga termasuk daerah yang memiliki kekayaan alam baik dari sisi pertanian maupun kelautan yang kaya dengan keragaman hayati, sehingga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi yang harus didukung oleh dunia akademik di perguruan tinggi. Inilah yang menjadi pertimbangan Bogasari melakukan kerja sama dengan Unpatti,” katanya.
Selain itu beberapa dosen peneliti dari Unpatti juga telah melakukan kunjungan industri ke pabrik Bogasari, di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
“Hal itu sebagai orientasi lapangan untuk melihat potensi jurusan mahasiswa yang akan melakukan magang industri. Termasuk potensi para dosen untuk mengikuti magang atau penguatan terapan keilmuan di dunia industri sehingga materi perkuliahan yang diberikan semakin linkage dengan kebutuhan dunia industri,” kata Franciscus Welirang.