Ternate (ANTARA) - Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Ternate, Maluku Utara (Malut) mencatat, produksi ikan yang masuk di PPN Ternate alami peningkatan dan hingga awal November 2024 produksinya mencapai 102 persen.
"Untuk volume produksi ikan di PPN Ternate mencapai 4.004.427 kilogram atau 4.004 ton, hingga Desember nanti dipastikan akan bertambah, sedangkan nilainya mencapai Rp12.443.938.909. Jumlah ini diproyeksikan terus meningkat" kata Kepala PPN Ternate Kamarudin saat dihubungi di Ternate, Jumat.
Di samping itu, aktivitas kapal di PPN Ternate mencapai angka 2.694 kali pembongkaran dan kapal ukuran lebih kecil dari 10 Gross tonnage (GT) sebanyak 2.028 kali, kapal ukuran 10-30 GT sebanyak 461 kali, dan kapal dengan ukuran lebih besar 30 GT sebanyak 168 pembongkaran.
Pihaknya juga mencatat, untuk pembongkaran ikan paling banyak adalah ikan cakalang 1.083.975 kg atau 29,29 persen, kemudian ikan madidihang 972.758 kilogram atau 26,28 persen, selanjutnya ikan layang 444.241 kg atau 12 persen, ikan tongkol 257.088 atau 6,95 persen, dan ikan dolosi merah 121.097 kilogram atau sebanyak 3,27 persen.
Sementara itu, Pemprov Malut menekankan pentingnya strategi terpadu antara Pemerintah Pusat, Pemprov Malut, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam upaya meningkatkan daya saing sektor perikanan, pertanian dan kehutanan.
Kepala Biro Administrasi Pimpinan Pemprov Malut, Rahwan Suamba dihubungi sebelumnya, menyatakan, untuk pengembangan perikanan lebih kompetitif dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya.
Sebab, dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Maluku Utara 2025-2045, terdapat 17 arah transformasi pembangunan, salah satunya adalah strategi ini bertujuan menjadikan kawasan perkotaan dan perdesaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi melalui sektor perikanan.
Dimana, untuk pengembangan kawasan ekonomi berbasis komoditas unggulan juga menjadi salah satu fokus utama.
Pemerintah merencanakan pengembangan sentra industri kawasan pedesaan dengan komoditas seperti perikanan tangkap dan budidaya (termasuk udang vaname dan rumput laut), perkebunan (pala, cengkeh, dan kelapa), serta kawasan pariwisata yang berkelanjutan.