Jakarta (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji menyatakan bahwa ngobrol dan mengurangi penggunaan media sosial (medsos) menjadi kunci pembangunan keluarga.
"Sederhana, intinya ngobrol, saya bikin gerakan ngobrol, semua permasalahan itu dari ngobrol, kalau enggak ngobrol sama anak, anak bapak/ibu akan ngobrol sama medsos," katanya dalam ngopi pagi bersama jurnalis di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Selasa.
Ia mengemukakan kebijakan pelarangan penggunaan medsos di usia 14-16 tahun ke bawah telah diberlakukan di negara-negara maju, untuk itu, pihaknya akan berkomunikasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) untuk mengkaji hal tersebut, karena berdampak pada perilaku anak dan remaja.
"Yang memengaruhi otak dan algoritma kita sekarang media sosial, saya bukan antimedsos, tetapi kementerian kita perlu dikasih sesuatu. Di Australia 16 tahun ke bawah sudah dilarang medsos, di Amerika, 14 tahun ke bawah tidak boleh pakai medsos, tapi ini juga masih dikaji, karena berkaitan dengan demokrasi," ucap Wihaji.
"Medsos berpengaruh, karena risetnya ada, dan ke depan akan kita kaji, karena sedikit banyak berpengaruh terhadap perilaku," imbuhnya.
Ia menyebutkan saat ini terdapat lebih dari 36 juta penduduk usia muda berusia 10-24 tahun yang kini sedang dimanjakan dengan kemajuan teknologi, sehingga muncul kebiasaan malas bergerak atau mager dan rebahan (tidur-tiduran sambil gulir medsos).
"Ada 36 juta sekian penduduk usia 10-24 tahun. Ini termasuk banyak, tetapi agak lumayan juga permasalahannya, dimanjakan teknologi, sehingga ada hobi baru mager dan rebahan, karena semua bisa diselesaikan dengan ponsel, untuk itu harus diimbangi dengan sesuatu yang baru, maka di kementerian kita selesaikan dulu dari keluarga sendiri," ujar dia.
Sebelumnya, Wihaji menyatakan bahwa sejak menjabat sebagai Menteri, ia memerintahkan seluruh pegawai Kemendukbangga untuk pulang tepat waktu dan meluangkan waktu ngobrol bersama keluarga.
"Saya perintahkan semua mulai jam 4 sore pulang, ngobrol dengan keluarga, itu banyak terjadi kasus ada anak membunuh ayah, membunuh keluarganya, solusinya ngobrol," ucapnya.
Ia juga mengapresiasi gerakan yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto, yakni mengadakan satu jam olahraga sebelum memulai mata pelajaran di sekolah.
"Ini mengurangi mager, setiap hari minimal satu jam olahraga, sebelum pelajaran ada senam tipis-tipis untuk mengurangi hobi mager," ujar dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mendukbangga: Ngobrol dan kurangi medsos kunci pembangunan keluarga