Ambon (ANTARA) - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Maluku M. Rizal Latuconsina mengatakan, program magang bagi tenaga kerja ke luar negeri membawa dampak positif bagi daerah dalam mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
"Apabila program seperti ini dapat dilakukan di Maluku maka akan ada dampak positifnya karena anak-anak Maluku bisa magang ke Korea Selatan, Inggiris, Jepang atau negara lainnya dan itu secara langsung berkontribusi dalam pengurangan angka pengangguran dan berimbas juga pada penurunan angka kemiskinan," kata Rizal di Ambon, Minggu.
Hanya saja sampai saat ini alokasi APBN terhadap kegiatan penempatan naker dan pelatihan produktivitas untuk Disnakertrans Maluku itu masih sebatas program pemagangan dalam negeri setiap tahun.
"Kami usulkan kepada DPRD provinsi dapat menyampaikan aspirasi ini, mengapa Maluku itu setidaknya diberikan kesempatan untuk melakukan program pemagangan luar negeri," ucapnya.
Menurut dia, program magang ke luar negeri ini lebih banyak dilakukan provinsi lain seperti Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur tetapi kesempatan itu belum pernah diberikan ke Maluku.
Ada tiga pilar pembangunan ketenagakerjaan di Maluku yang menjadi prioritas antara lain penempatan naker dan produktivitas, masalah Hubungan Industrial Pancasila (HIP), serta pengawasan ketenagakerjaan.
Dari tiga pilar utama ini, yang langsung bersentuhan dengan tenaga kerja adalah bidang penempatan naker dan pelatihan produktivitas.
Terkait potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Disnakertrans Maluku yang cukup besar namun digarap secara maksimal adalah pengoperasianl peralatan uji Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Memang tidak bisa digarap secara maksimal karena peralatannya sudah usang dan rusak karena merupakan hibah dari Kementerian Nakertrans lebih dari 10 tahun.
"Kami berharap komisi IV DPRD Maluku dapat menginisiasi agar 2026 dapat dimutakhirkan karena alat-alat uji K3 berkontribusi langsung terhadap peningkatan PAD," ujarnya.