Ambon (Antara Maluku) - Tim dari Balai Arkeologi Ambon berencana mencari jejak awal migrasi manusia prasejarah dari daratan Asia ke Australia di bagian tenggara Maluku dengan melakukan penelitian eksplorasi di Kepulauan Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya, pada akhir 2015.
"Kami ada rencana untuk penelitian eksplorasi di Kepulauan Babar untuk melihat potensi arkeologis yang ada di sana seperti apa karena selama ini pulau-pulau di sebelah barat Kepulauan Tanimbar belum pernah kami tinjau," kata arkeolog Marlon Ririmasse di Ambon, Jumat.
Ia mengatakan bahwa Kepulauan Babar merupakan salah satu pulau terluar Maluku yang berada dekat dengan Benua Australia.
Dari Aspek bentang daratan, kata dia, Babar merupakan gugus pulau penting yang menjadi jembatan antara daratan besar Australia, Papua, dan pulau-pulau di sebelah baratnya atau Timor dan pulau-pulau di bagian tenggara Maluku.
Dengan potensi kawasan karst yang tinggi, sangat memungkinkan adanya situs-situs gua besar yang dapat menjelaskan lokus okupasi manusia prasejarah di Kepulauan Babar.
"Dari keberadaan bentang daratan, Babar lebih dekat dengan Australia. Jadi, kalau dieksplorasi barangkali bisa ditemukan jejak migrasi yang paling awal dari Asia ke Australia," katanya.
Selama ini, kata Marlon, bukti-bukti yang mendukung teori migrasi manusia pada masa prasejarah dari daratan Asia ke Australia melalui Maluku, jejak okupasinya baru berhasil ditemukan di Pulau Gebe, Provinsi Maluku Utara.
Hal ini berbeda di bagian selatan wilayah Maluku, temuan tinggalan yang merekam jejak migrasi manusia prasejarah di daerah itu masih relatif sangat minim untuk menjelaskan jalur yang digunakan dalam proses perpindahan itu.
"Saya pernah melakukan survei singkat di Babar ketika melakukan penelitian di Pulau Masela (Kabupaten Maluku Barat Daya) pada tahun 2013, daerahnya cukup prospektif untuk ditemukannya temuan yang bersifat arkeologis karena bentang daratannya," ucapnya.
Jejak Migrasi Manusia di Babar
Jumat, 30 Januari 2015 8:42 WIB