Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan transformasi sektor pertanian dilakukan melalui hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah produk, kesejahteraan petani, dan daya saing komoditas di pasar domestik maupun ekspor.
"Hilirisasi produk pertanian merupakan jalan cepat Indonesia untuk menjadi negara mandiri dan berpengaruh secara global," kata Mentan dalam keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Ia mencontohkan, kelapa dalam yang semula hanya dijual Rp1.350 per kilogram, bisa bernilai hingga Rp145 ribu per liter jika diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO).
Komoditas lain seperti kakao dan mete juga bisa mengalami peningkatan nilai hingga 38 kali lipat. Bahkan, kelapa sawit kini telah diolah menjadi biofuel (B50) yang berfungsi sebagai pengganti solar.
Menurutnya, pemerintah telah menyusun strategi investasi pertanian yang terarah dan berdampak langsung kepada masyarakat. Dengan investasi sebesar Rp371 triliun, sektor pertanian bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp9.000 triliun dan menciptakan 8 juta lapangan kerja.
Mentan juga menyoroti kondisi krisis pangan global yang tengah melanda 58 negara. Ia mengingatkan krisis pangan tak hanya berdampak pada ekonomi dan kesehatan, tetapi juga berpotensi memicu konflik sosial dan politik.
“Kalau kebijakan bermasalah, maka negara juga akan bermasalah. Maka dari itu, sektor pertanian harus diperkuat dari hulu ke hilir,” tegasnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Pertanian telah mengambil langkah strategis. Diantaranya, refocusing anggaran agar lebih tepat sasaran, menyederhanakan 241 regulasi yang menghambat produksi, serta meningkatkan sarana dan infrastruktur pertanian.
"Hasil dari upaya tersebut mulai terlihat. Data BPS mencatat produksi beras nasional pada Januari - Juli 2025 mencapai 21 juta ton, naik 14,49 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya," ucap dia.
Mentan menyebutkan berdasarkan laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat United States Department of Agriculture (USDA) memperkirakan total produksi beras Indonesia tahun ini akan mencapai 34,6 juta ton pada tahun 2025, melebihi target 32 juta ton.
Atas keberhasilan tersebut, lanjut Amran, Food and Agriculture Organization (FAO) menganugerahkan Agricola Medal kepada Pemerintah Indonesia pada 30 Agustus 2024 sebagai bentuk pengakuan tertinggi dari dunia internasional atas kontribusi Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan global.
Selain memaparkan data dan strategi terkait pembangunan pertanian, Mentan Amran juga memberikan pesan moral dan motivasi kepada para mahasiswa.
“Kalau ingin jadi pemimpin, harus punya inovasi. Kalau tidak, rezekinya rata-rata air. Mau sukses, harus ditekan seperti berlian di suhu tinggi. Kalau tidak ada tekanan, cari tekanan. Cari tantangan besar,” katanya.
Ia menegaskan sektor pertanian merupakan keunggulan komparatif Indonesia karena memiliki iklim tanam sepanjang tahun dan jumlah penduduk besar mencapai 280 juta jiwa menjadi potensi kekuatan pasar sekaligus daya saing di tingkat global.
Pentingnya integritas dalam kepemimpinan dan menegaskan bahwa kepintaran tanpa kejujuran hanya akan menjadi musibah bagi negara karena digunakan untuk membenarkan kebohongan dan memperkuat praktik korupsi.
Ia optimistis pertanian Indonesia akan menjadi kekuatan utama bangsa jika modernisasi dan hilirisasi terus digencarkan sehingga mampu mewujudkan swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri dan berdaulat di dunia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mentan tegaskan transformasi pertanian dilakukan lewat hilirasasi